Jumat, 28 Agustus 2015

Setiap Yang Berjiwa Pasti Akan merasakan Mati



كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(QS. 3:185)

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati dan di hari kiamat nanti itulah disempurnakan balasan masing-masing yang baik dibalas dengan yang baik, yaitu surga dan yang buruk akan dibalas dengan yang buruk pula yaitu neraka, sesuai dengan sabda Rasulullah saw:

القبر روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النار
Artinya:
Kubur itu adakalanya merupakan taman dari taman-taman surga, atau merupakan jurang dari jurang-jurang neraka. (H.R. Tirmizi dan Tabrani)

Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, dialah yang berbahagia. Untuk mencapai kebahagiaan di atas, baiklah kita perhatikan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi sebagai berikut:

من أحب أن يزحزح عن النار ويدخل الجنة فلتدركه منيته وهو وهو يؤمن بالله واليوم الآخر وليأت إلى الناس ما يحب أن يؤتى إليه
Artinya:
Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga hendaklah ia mati di dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan supaya ia berbuat kepada manusia seperti yang ia sukai diperbuat orang kepadanya. (H.R. Ahmad)

Kehidupan di dunia ini tiada lain kecuali kesenangan yang memperdayakan. Kesenangan yang dirasakan di dunia ini berupa makanan, minuman, pangkat, kedudukan dan sebagainya, pada umumnya memperdayakan manusia. Disangkanya itulah kebahagiaan, maka tenggelamlah ia padanya. Padahal kalau manusia itu kurang pandai mempergunakannya, maka kesenangan itu akan menjadi bencana yang menyebabkan kerugian di dunia dan di akhirat kelak mendapat azab yang pedih.


Ingatlah sahabatku,,, tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,,,

Dari situ,,, maka, pastilah kita pun akan menyusul mereka, entah kapan, bagaimana, dimana, apa yang sedang kita lakukan mau pasti menghampiri kita. Kita pun tidak akan mampu membendung kedatangan malaikat izrail yang membawa surat tugas dari Yang Maha Memegang Setiap Ajal walaupun kita membangun benteng yang kokoh lagi tinggi tidak akan sanggup membendung kita dari maut. Allah SWT berfirman dalam surah An-nisa [4] 78 :

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?

Sudahkah kita memiliki bekal yang cukup untuk kita bawa ke alam akhirat yang kekal??? Pasti kita menjawab kita belum siap…

Apakah harta yang melimpah yang akan kita bawa nanti??,

tentu tidak, melainkan kita hanya mengenakan sehelai baju saja “kain kafan”

Ataukah pangkat yang tinggi yang kita sandang mampu menagkis segala siksaan?? Tentu tidak

Tentu bekal itu hanya ketaqwaan kita kepada Allah, sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-baqarah [2] : 197
 

Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

Hidup di dunia, menurut pepatah orang jawa adalah ibarat orang yang “mampir ngombe” hanya sekedar mampir untuk minum saja yang kemudian dilanjutkan untuk menempuh perjalanan yang jauh.

Rosululloh SAW sendiri mengibaratkan kehidupan di dunia adalah seperti orang yang menempuh perjalanan, artinya seberapa lama ia diperjalanan pastilah ia akan kembali ke tempat asalnya dan tentunya di tempat asalnyalah ia jauh lebih lama. Atau dengan ibarat lain bahwa dunia hanyalah sebagai jembatan untuk menuju akhirat karena kehidupan di dunia hanya sebuah pengembaraan, sebagaimana Rosululloh SAW bersabda …

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرِ سَبِيْلٍ


Artinya : “Posisikanlah dirimu di dunia ini seperti halnya orang yang mengembara atau orang yang melintasi jalan”.

Kehidupan akhirat yang kekal yang merupakan balasan atas segala perbuatan yang kita kerjakan sewaktu masih hidup di dunia. Kelak ketika kita berada di padang mahsyar yang tentunya segala amal itu akan dimintai pertanggung jawabannya seperti diantaranya :

Untuk apa umur kita habiskan?

Darimana harta yang kita miliki dan untuk apa harta itu?

Untuk apa ilmu yang kita miliki?

Untuk apakah badan yang sehat? Untuk beribadahkah…??

Maka pertayaaan pun timbul… SIAPKAH KITA MENJAWABNYA?

Tentunya, amal ibadah kitalah yang akan menjawabnya karena pada hari itu (kiamat) bibir kita akan terkunci sehingga kita tidak dapat sedikitpun mengelak akan semua kebenaran yang ada..

Maka, langkah jitu dan ampuh yang dapat menjaga kita dari perbuatan yang kurang baik adalah dengan cara kita mengingat kematian. Dengan cara inilah kita akan selalu ingat bahwa kehidupan hanya sementara tidak untuk selamanya. Dan berupaya dengan sungguh-sungguh mempersiapkan bekal dan  berusaha menjauhi kesenangan dunia yang hanya sementara

Semoga kita, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita, orang-orang yang kita cintai serta kaum muslimin diberikan kemudahan dan kelancaran serta diberikan khusnul khotimah,,, Aamiin,,, yaa robbal'alamiin

0 komentar:

Posting Komentar

Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)