كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(QS. 3:185)
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati dan di hari
kiamat nanti itulah disempurnakan balasan masing-masing yang baik dibalas
dengan yang baik, yaitu surga dan yang buruk akan dibalas dengan yang buruk
pula yaitu neraka, sesuai dengan sabda Rasulullah saw:
القبر روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النار
Artinya:
Kubur
itu adakalanya merupakan taman dari taman-taman surga, atau merupakan jurang
dari jurang-jurang neraka. (H.R. Tirmizi dan Tabrani)
Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, dialah yang berbahagia. Untuk mencapai kebahagiaan di atas,
baiklah kita perhatikan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi sebagai berikut:
من أحب أن يزحزح عن النار ويدخل الجنة فلتدركه منيته وهو وهو يؤمن بالله واليوم الآخر وليأت إلى الناس ما يحب أن يؤتى إليه
Artinya:
Barangsiapa
ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga hendaklah ia mati di
dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan supaya ia berbuat
kepada manusia seperti yang ia sukai diperbuat orang kepadanya. (H.R. Ahmad)
Kehidupan di dunia ini tiada lain kecuali kesenangan
yang memperdayakan. Kesenangan yang dirasakan di dunia ini berupa makanan,
minuman, pangkat, kedudukan dan sebagainya, pada umumnya memperdayakan manusia.
Disangkanya itulah kebahagiaan, maka tenggelamlah ia padanya. Padahal kalau
manusia itu kurang pandai mempergunakannya, maka kesenangan itu akan menjadi
bencana yang menyebabkan kerugian di dunia dan di akhirat kelak mendapat azab
yang pedih.
Ingatlah
sahabatku,,, tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,,,
Dari
situ,,, maka, pastilah kita pun akan menyusul mereka, entah kapan, bagaimana,
dimana, apa yang sedang kita lakukan mau pasti menghampiri kita. Kita pun tidak
akan mampu membendung kedatangan malaikat izrail yang membawa surat tugas dari
Yang Maha Memegang Setiap Ajal walaupun kita membangun benteng yang kokoh lagi
tinggi tidak akan sanggup membendung kita dari maut. Allah SWT berfirman dalam
surah An-nisa [4] 78 :
Di
mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan,
mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa
sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”.
Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?
Sudahkah kita memiliki bekal yang cukup untuk kita bawa
ke alam akhirat yang kekal??? Pasti kita menjawab kita belum siap…
Apakah
harta yang melimpah yang akan kita bawa nanti??,
tentu
tidak, melainkan kita hanya mengenakan sehelai baju saja “kain kafan”
Ataukah
pangkat yang tinggi yang kita sandang mampu menagkis segala siksaan?? Tentu
tidak
Tentu
bekal itu hanya ketaqwaan kita kepada Allah, sebagaimana Allah berfirman dalam
surah al-baqarah [2] : 197
Berbekallah,
dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai
orang-orang yang berakal.
Hidup
di dunia, menurut pepatah orang jawa adalah ibarat orang yang “mampir ngombe”
hanya sekedar mampir untuk minum saja yang kemudian dilanjutkan untuk menempuh
perjalanan yang jauh.
Rosululloh
SAW sendiri mengibaratkan kehidupan di dunia adalah seperti orang yang menempuh
perjalanan, artinya seberapa lama ia diperjalanan pastilah ia akan kembali ke
tempat asalnya dan tentunya di tempat asalnyalah ia jauh lebih lama. Atau
dengan ibarat lain bahwa dunia hanyalah sebagai jembatan untuk menuju akhirat
karena kehidupan di dunia hanya sebuah pengembaraan, sebagaimana Rosululloh SAW
bersabda …
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرِ سَبِيْلٍ
Artinya
: “Posisikanlah dirimu di dunia ini seperti halnya orang yang mengembara atau
orang yang melintasi jalan”.
Kehidupan
akhirat yang kekal yang merupakan balasan atas segala perbuatan yang kita
kerjakan sewaktu masih hidup di dunia. Kelak ketika kita berada di padang
mahsyar yang tentunya segala amal itu akan dimintai pertanggung jawabannya
seperti diantaranya :
Untuk
apa umur kita habiskan?
Darimana
harta yang kita miliki dan untuk apa harta itu?
Untuk
apa ilmu yang kita miliki?
Untuk
apakah badan yang sehat? Untuk beribadahkah…??
Maka
pertayaaan pun timbul… SIAPKAH KITA MENJAWABNYA?
Tentunya,
amal ibadah kitalah yang akan menjawabnya karena pada hari itu (kiamat) bibir
kita akan terkunci sehingga kita tidak dapat sedikitpun mengelak akan semua
kebenaran yang ada..
Maka,
langkah jitu dan ampuh yang dapat menjaga kita dari perbuatan yang kurang baik
adalah dengan cara kita mengingat kematian. Dengan cara inilah kita akan selalu
ingat bahwa kehidupan hanya sementara tidak untuk selamanya. Dan berupaya
dengan sungguh-sungguh mempersiapkan bekal dan
berusaha menjauhi kesenangan dunia yang hanya sementara
Semoga
kita, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita, orang-orang yang kita
cintai serta kaum muslimin diberikan kemudahan dan kelancaran serta diberikan
khusnul khotimah,,, Aamiin,,, yaa robbal'alamiin
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)