Kenapa Perlu Khitan?
Dari sisi medis, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan
orang yang menjalani proses Khitan, yaitu:
1.
Berkurangnya
risiko tertular infeksi penyakit seksual. Orang yang sudah menjalani Khitan
umumnya lebih sedikit risikonya untuk mengidap human papilloma virus (HPV),
herpes, sifilis, atau penyakit menular seksual lain. Meski demikian, pria yang
sudah menjalani Khitan harus tetap melakukan hubungan seksual yang sehat dan
aman.
2.
Mencegah
terjadinya penyakit pada penis seperti peradangan pada kepala atau kulup penis
yang disebut fimosis, yaitu kondisi saat kulup penis yang tidak diKhitan sulit
untuk ditarik.
3.
Berkurangnya
risiko infeksi saluran kemih yang dapat merujuk kepada masalah ginjal. Infeksi
ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang tidak menjalani Khitan.
4.
Berkurangnya
risiko kanker penis yang juga lebih jarang terjadi pada pria yang sudah diKhitan.
5.
Mengurangi
risiko kanker serviks pada pasangan. Risiko kanker serviks menurun pada wanita
yang pasangannya telah menjalani Khitan.
6.
Membuat
kesehatan penis lebih terjaga. Penis yang diKhitan lebih mudah dibersihkan,
sehingga kesehatannya lebih terjamin dibandingkan yang tidak diKhitan.
Solusi Untuk Penyakit Tertentu
Ada penyakit tertentu yang memerlukan Khitan sebagai metode
penanganan, yaitu:
1. Infeksi saluran kemih
Kondisi ini
terjadi akibat bakteri terkumpul di dalam kulup yang kemudian menyebar ke
sistem urine. Khitan biasanya dipilih untuk menangani pengidap yang berisiko
mengalami infeksi ini berulang kali. Dengan Khitan, frekuensi infeksi bisa
dikurangi sehingga ginjal pun terlindungi dari berbagai komplikasi akibat
infeksi berulang kali. Bayi yang terlahir dengan sistem saluran kemih yang
abnormal biasanya disarankan untuk menjalani Khitan untuk mencegah infeksi
saluran kemih dan kerusakan pada ginjal.
2. Parafimosis
Parafimosis
adalah kondisi di mana kulup tidak bisa kembali ke posisi semula karena terjadi
pembengkakan di ujung kepala penis. Parafimosis kadang terjadi ketika kalup
tidak dikembalikan ke posisi semula setelah ditarik ke belakang misalnya saat
menjalani prosedur medis seperti pemeriksaan penis atau pemasangan kateter.
Untuk menangani parafimosis, selain dengan obat-obatan, Khitan biasanya
diterapkan untuk sebagian kasus.
3. Balanitis
Balanitis
adalah peradangan kulup penis, ditandai dengan gejala nyeri saat buang air
kecil. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Khitan dianjurkan
untuk pengidap yang mengalami infeksi berulang kali dan belum cukup ditangani
dengan antibiotik.
Teknik Khitan
Di Indonesia, pada umumnya terdapat tiga teknik Khitan yang
paling umum digunakan. Sebelum melakukan Khitan atau memilihkan metode Khitan
untuk anak, pastikan Anda mengetahui proses beserta keunggulan dan kekurangan
masing-masing metode tersebut.
1. Dorsumsisi
Merupakan
metode konvensional yang dilakukan dengan mengiris kulup melingkar hingga
terlepas menggunakan gunting atau pisah bedah. Proses ini umumnya dilakukan
pada anak dan orang dewasa dengan metode bius lokal.
Kelebihan:
Dapat diterapkan pada pasien hiperaktif dan autis, serta yang berpenis
kecil.
Kekurangan:
-
Proses
penyembuhan relatif lama.
-
Pasca-Khitan,
pasien perlu menggunakan perban dan kain katun
sebagai penyangga agar penis tidak banyak bergerak.
-
Meninggalkan
luka jahitan bekas khitan.
-
Proses
pengerjaan relatif lama, sekitar 30-50 menit.
-
Luka
tidak boleh terkena air selama beberapa hari agar penyembuhan lebih cepat.
2. Laser (electric cauter)
Pemotongan
kulit kulup penis dilakukan dengan elemen panas dari kawat atau logam yang
dialiri listrik.
Kelebihan:
-
Pendarahan
dan jahitan minimal.
-
Lama
penyembuhan relatif lebih cepat dibanding metode konvensional.
-
Hanya
memerlukan waktu 15-30 menit.
-
Tidak
perlu menggunakan alat yang menggantung seperti pada metode klem.
Kekurangan:
-
Prosedur
harus dilakukan oleh dokter bedah. Jika tidak dilakukan dengan benar, penis
dikhawatirkan dapat menutup kembali.
-
Luka
khitan tidak boleh terkena air selama beberapa hari.
-
Bisa
menghabiskan lebih banyak biaya karena dilakukan oleh seorang dokter bedah.
-
Jika
dilakukan pada balita, dokter mungkin akan menyarankan bius total.
3. Klem
Klem adalah
tabung plastik khusus dengan ukuran berbeda-beda sesuai ukuran penis. Kulit
kulup dipotong melingkar dengan pisau bedah setelah klem terpasang pada penis.
Klem tersebut akan tetap terpasang pada penis hingga luka mengering sekitar 3-6
hari kemudian. Setelah luka mengering, klem akan dilepas oleh dokter.
Kelebihan:
-
Pendarahan
minimal, tanpa jahitan maupun perban.
-
Luka
khitan diperbolehkan terkena air.
-
Proses
hanya memerlukan waktu 7-10 menit.
-
Rasa
sakit relatif lebih tidak terasa, sehingga pasca-khitan pasien dapat
beraktivitas seperti biasa.
-
Biaya
lebih mahal daripada metode konvensional, tapi relatif lebih terjangkau
dibandingkan menggunakan laser.
Kekurangan:
-
Klem
masih menempel pada penis hingga kurang lebih 5 hari setelah khitan.
-
Penerapan
pada anak hiperaktif atau autis memerlukan perawatan ekstra agar si kecil tidak
mencopot klem yang masih terpasang.
Kapan Khitan Dilakukan?
Khitan dapat dilakukan secepatnya setelah bayi dilahirkan.
Namun proses ini tidak umum dilakukan di Indonesia. Biasanya Khitan dilakukan
saat anak laki-laki sudah mencapai usia sekolah dasar. Pada masa ini, anak
diharapkan sudah lebih dapat menoleransi rasa sakit yang timbul dibandingkan
jika dilakukan saat balita. Namun proses ini dapat dipercepat jika terdapat
risiko atau penyakit tertentu pada usia lebih muda yang memerlukan penanganan
dengan metode Khitan.
Risiko Khitan
Meski bermanfaat, Khitan tetap mengandung risiko, terutama
pada kondisi-kondisi tertentu:
-
Pendarahan
-
Infeksi
pada luka Khitan.
-
Gangguan
pada saluran kemih.
-
Kulit
kulup mungkin terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang.
-
Sisa
kulup dapat menempel kembali ke ujung penis sehingga perlu operasi kecil
sebagai penanganan.
-
Sensitivitas
penis yang telah diKhitan berkurang, sehingga dapat berpengaruh pada hubungan
seksual.
-
Khitan
dapat menjadi tindakan berbahaya jika diterapkan pada pasien dengan gangguan
pembekuan darah.
-
Infeksi
atau keracunan darah (sepsis).
Segera Temui Dokter Jika Setelah
Dikhitan, Terjadi Hal-Hal Berikut Ini
-
Pendarahan
tidak berhenti.
-
Dari
ujung penis keluar cairan bernanah atau berbau busuk.
-
Dua
belas jam setelah diKhitan, urine tidak dapat keluar seperti biasa.
-
Hingga
beberapa hari setelah Khitan, proses buang air kecil masih saja terasa
menyakitkan.
-
Setelah
dua minggu, penis masih bengkak.
Penanganan setelah Khitan
Setelah Khitan, umumnya penis akan berwarna merah, memar, dan
bengkak. Luka Khitan pada bayi perlu sekitar 10 hari untuk sembuh sedangkan
pada anak-anak dan pria dewasa, memerlukan sekitar sebulan untuk sembuh. Akan
lebih nyaman jika pasien tidak mengenakan celana dalam dan menggunakan celana
yang longgar.
-
Tetap
pastikan kebersihan alat kelamin terjaga untuk menghindari infeksi.
-
Selain
jangan sampai terkena air, sebaiknya hindari membersihkan penis dengan produk
yang mengandung berbagai bahan kimia dan pewangi.
-
Ganti
perban atau bersihkan klem tiap hari. Dokter biasanya akan memberikan cairan
atau semprotan antiseptik untuk menjaga kesterilan klem.
-
Pasien
bisa mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit untuk mengurangi nyeri. Namun
pastikan anak-anak di bawah 16 tahun mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen dan
bukan aspirin.
-
Hingga
rasa nyerinya mereda, anak yang telah diKhitan sebaiknya tidak mengendarai
sepeda atau mainan serupa.
-
Pria
dewasa yang melakukan Khitan sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual hingga
luka sepenuhnya sembuh.
Sumber : http://www.alodokter.com/metode-dan-manfaat-sunat
Sumber : http://www.alodokter.com/metode-dan-manfaat-sunat
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)