Rabu, 18 Maret 2015

Pondok Pesantren Bali Bina Insani Yayasan La-Royba

OBJEK KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) MAKRO
PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA

A.           JATIDIRI, VISI, MISI, DAN SASARAN
*   Jatidiri
Pondok Pesantren Bali Bina Insani mengadopsi sistem yang ada di Pondok Pesantren Darusssalam, Gontor, Darunnajah Jakarta yaitu mencoba menerapkan komunikasi sehari-hari dengan menggunakan bahasa arab dan inggris yang dibimbing langsung oleh Ustad dan Ustazah yang menguasai bidang ini. Sistem ini diterapkan agar para santri dapat mengkaji literatur klasik (kitab kuning) serta mempersiapkan mereka agar mampu memasuki pangsa kerja sebagai guide di bidang kepariwisataan mengingat Bali merupakan primadona wisatawan manca negara
Pondok Pesantren Bali Bina Insani terletak di Desa Meliling Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan (11 km barat Kota Tabanan, +  32 km dari kota Denpasar). Pondok Pesantren ini berdiri di  areal seluas 5700m2, dan berada di tengah-tengah masyarakat Hindu yang taat melaksanakan ajaran-ajaran agamanya.
*   Visi
1.        Menjadikan Pondok Pesantren sebagai sumber ilmu pengetahuan, keterampilan dan peradaban dalam rangka mengabdi pada agama, bangsa dan negara.
*   Misi
1.        Membentuk SDM yang unggul, berkualitas, berbudi luhur, berbadan sehat dan berpengetahuan luas.
2.        Mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil `Alamin dalam berbagai aktivitas pengabdian kemasyarakatan.
3.        Bersahabat dengan semua umat tanpa melihat sekat baik etnis, geografis dan ideologis.
4.        Menyiapkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
*   Sasaran
1.        Meningkatkan pemberdayaan umat manusia dalam bidang keagamaan.
2.        Menjadikan santri dan santriwati yang berkualitas yang berasaskan agama islam.
3.        Santri dan santriwati dapat menguasai bekal-bekal dasar keulamaan / kecendikiaan, kepemimpinan dan keguruan.
4.        Menciptakan kemauan dan kemampuan santri dan santriwati untuk mengembangkan bekal-bekal dasar tersebut sampai ke tingkat yang paling maksimal secara mandiri.
5.        Menjadikan Santri dan santriwati siap mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat secara benar dan proporsional.

B.            SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA
Cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Bali Bina Insani tanggal 27 Oktober 1996 adalah berawal dari pendirian Pondok Yatama tanggal 27 Oktober 1991. Sejak pemuda bernama Ketut Imaduddin Djamal masuk di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathon Seloong Lombok Timur tahun 1968, jiwa pondok pesantren mulai tersemai. Hal ini lebih terasa sejak belajar di Pondok Pesantren Assyafi`iyah Jakarta  tahun 1977 dan sering silaturahmi ke Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas  Syari`ah Syarif Hidayatullah tahun1983 dan mulai bertugas di Pengadilan Agama Denpasar tahun 1984, suatu saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa. Saat itulah betul-betul tersentuh dengan kehidupan pondok pesantren yang terasa damai, sederhana dan sangat bersahabat.
Ketika keberadaan dan keadaan Umat Islam di Bali mulai banyak tahu melalui ceramah dan khutbah-khutbah serta kunjungan sosial, dimana kondisinya jauh dari harapan, jumlahnya hanya 6,17%, ekonomi memprihatinkan, bertempat tinggal di pesisir pantai / pedalaman, pendidikan jauh terbelakang dan belum ada pondok pesantren yang refresentatif. Keinginan mendirikan Pondok Pesantren di Denpasar dengan  latar belakang di atas terbentur  tidak adanya lahan, sehingga keinginan menggebu ini dimulai di Desa Pegayaman dengan mendirikan Pondok Pesantren Al-Iman pada tanggal 24 Oktober 1988 di atas tanah wakaf Bapak Said Djamaludin seluas 5000 m2 dan diresmikan oleh Bapak H. Habib Adnan Ketua MUI Bali. Pondok pesantren ini kurang berkembang meskipun berada pada miliu yang 100% beragama Islam, karena daerahnya terisolir, jauh dari perkotaan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti penting pendidikan. Kondisi ini tidak  menyurutkan tekad untuk  mencarikan solusi terhadap problem umat di atas melalui lembaga pendidikan pondok pesantren.
Pada saat ceramah di pengajian Masyarakat Sulawesi Selatan Monang Maning Denpasar, seorang peserta pengajian bernama Hj. Sopiah Dewa Pere bertanya dan mengajak mendirikan panti asuhan dengan menyiapkan rumahnya sendiri di Sembung Gede Tabanan sebagai asrama, serta kesanggupan untuk mencarikan kebutuhan sehari-hari santri. Peluang emas ini tidak disia-siakan untuk mendirikan Pondok Pesantren meskipun letaknya di Tabanan, (sebuah kabupaten terdekat dengan Denpasar).
Maka diresmikanlah lembaga pendidikan yang bernama Pondok Yatama tangal 27 Oktober 1991 oleh Bapak H. Zayadi, mantan Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Bali, dengan didampingi Bapak Kepala Kantor Wilayah Sosial, (alm) Bapak Said Djamaludin serta umat Islam lainya. Rekomendasi pendiriannya dari Bupati Tabanan baru keluar tanggal 7 Juni 1996 no. 451.44 / 2609 / 505. Periode awal ini santrinya 7 orang anak yatim laki-laki, (Roy Teguh Musa dkk) dengan seorang Ustad dari Darunnajah yaitu Yuli Saiful Bahri.
Agar keberadaan pondok sesuai dengan peraturan yang berlaku, didirikanlah badan hukum dengan nama Yayasan La-Royba pada tanggal 30 April 1992 dengan nama Amir Syarifuddin, SH. Dan memperoleh izin Kepala Kantor Wilayah  Departemen Sosial Bali no. 118 / BBS / 05 / XI / 92 dengan ketua Drs. H. Kt. Imaduddin Djamal, SH. sekretaris Hj. Sofiah Dewa Pere, bendahara Dewi Yana Robi,  penasehat di antaranya Prof. KH. Ali Yafie dan Ny. Hj. Ratna Maida Hasjim Ning.
Pendirian madrasah Aliyah Bali Bina Insani tanggal 16 Juli 2000 dengan kepala sekolah Bapak Karen, S.Pd, adalah merupakan jawaban atas tamatnya satu kelas MTs. Bali Bina Insani untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Setelah MTs dan MA berdiri maka berturut-turut dapat bantuan 6 bangunan kelas dari Departemen Pendidikan Nasional senilai Rp. 180.000.000, Rp. 65.000.000, melalui Bapak H. Baedhowi, Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional yang sempat berkunjung ke pondok pada saat melakukan sosialisasi tentang Komite Sekolah. Ruang belajar MA dibantu oleh banyak pihak diantaranya satu ruangan dari Bapak H. Isfan Fajar Satrio, putra Wakil Presiden, Bapak Tri Sutrisno. Satu ruangan dari Rotary Club Nusa Dua. Dapur umum dari Ibu Hj. Siti Hardianti Indra Rukmana, putri presiden RI Bapak H. Soeharto. Kebutuhan mes dan tempat tinggal guru yang sudah berkeluarga dibangun oleh Ibu Hj. Ny. Soebechan Soekandar senilai Rp. 125.000.000. Bangunan lab MA senilai Rp. 80.000.000 serta ruang belajar MTs, dibantu oleh Departemen Agama.
Pembenahan pada kurikulum terimbangi dengan penugasan Ustad Yuli Saiful Bahri dkk. dari Darunnajah, Ustadzah Darmawati dkk. dari Al-Ikhlas, Ustad Anton dkk. dari Al-Iman Gontor, Ustad Fauzi dkk. dari Nahdlatul Wathan Pancor, Ustad Turoichan dkk dari Lirboyo dan lain lain. Mereka adalah sebagai pengasuh yang siap 24 jam membimbing dan mengajar para santriwan / santriwati dengan nilai-nilai agama khususnya bahasa Arab atau Inggris. Pendidik dari luar dengan merekrut guru-guru dari sekolah umum negeri sebagai tenaga honorer di MTs dan MA tanpa melihat ideologinya dengan tujuan agar pengalaman dan  pencapaian kurikulum terdapat keseimbangan.
Berikut ini adalah pembahasan mengenai:
ü  Agenda kegiatan santri dan guru                           : terlampir.
ü  Foto kegiatan KKL                                                            : terlampir.
C.           STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA

STRUKTUR ORGANISASI
PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA

Ketua Umum                          :H. Muh. Hasan Aeni
Ketua I                                   : H. Sutio
Ketua II                                  : Ir. Supriyo Guntoro
Ketua III                                : Arief Wibawa
Sekretaris Umum                    : Yuli Saiful Bahri, SPd.I
Sekretaris I                             : Neny Triana
Sekretaris II                            : Hj. Ety Supriyati, BA
Bendahara Umum                  : Dra. Hj. Dewi Sinaryati
Bendahara I                            : Hj. Inayati
Bendahara II                          : Nadzifatun Nufus

D.           ANALISIS SWOT TERHADAP PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA- ROYBA
2.             Kekuatan
Kesuksesan di bidang dakwah, diikuti pula dengan kesuksesan di bidang pendidikan, bidang administrasi dan organisasi.
3.             Kelemahan
Dengan sistem pendidikan pondok yang ketat menjadikan para santri tidak begitu banyak mengenal lingkungan diluar pondok( kurangnya pengalaman dari luar ), selain itu juga tempatnya tergolong sulit untuk dijangkau.
4.             Peluang
Yayasan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka yang ingin masuk menjadi pengurus yayasan dengan melakukan kompetisi dan penyeleksian.
5.             Tantangan
Banyaknya berdirinya  instansi- instansi pendidikan umum yang lebih modern ( fasilitas pendidikan yang lebih elit) sehingga, membuat banyak orang lebih tertarik menempuh pendidikan di instansi umum daripada   di  instansi pondok pesantren

A.           PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA- ROYBA SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH
Perkembangan PP BALI BINA INSANI  tidak hanya di bidang dakwah tetapi juga dibidang pendidikan yaitu:
1.    Pada bulan Juni 1996, Yayasan membuka sebuah lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Bali Bina Insani dengan murid sejumlah 24 murid putra & putri, sedangkan jumlah santri secara keseluruhan berjumlah 62 anak.
2.    Pada tahun 1997 Yayasan bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja Kabupaten Tabanan menyelenggarakan Kursus Latihan Kerja montir sepeda motor yang diikuti 16 orang santri sebagai peserta.
3.    Pada tahun 1998, kursus montir dengan peserta 18 orang santri.
4.    Pada tahun ini 1999, Yayasan mengadakan kerjasama dengan Depnaker Tabanan menyelenggarakan Kursus Latihan Kerja Menjahit yang diikuti 17 peserta dari santriwati.
5.    Sebagai tindak lanjut kelangsungan belajar anak MTs Bali Bina Insani , mulai tahun ajaran 2000 – 2001 Yayasan La – Royba mendirikan Madrasah Alyah (MA) Bali Bina Insani.
6.    Beberapa perlombaan keagamaan dan kesenian yang diikuti santri La Royba adalah sebagai berikut :
a.         Tahun 1998 mengikuti STQ tingkat propinsi Bali di Kabupaten Karang Asem dan meraih juara II tingkat anak-anak.
b.        Tahun 1998 mengikuti lomba kejuaraan Karate tingkat propinsi Bali di Denpasar, meraih juara II & III putri tingkat pemula.
c.         Tahun 1997 mengikuti berbagai perlombaan & kejuaraan bidang agama yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaja Masjid Bali di Denpasar dengan perolehan peringkat juara I & II.
d.        Tanggal 9 – 13 September 1999 mengikuti lomba koreografi Gedung Kesenian Jakarta Awards II 1999 di Jakarta, memperoleh juara harapan.
e.         Tahun 2000 mengikuti lomba Hadrah Tk.Propinsi di Karangasem dan meraih juara III.
f.         Tahun 2007, juara III lomba pidato bahasa Arab pada lomba (Pospeda) Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren di Kalimantan.
g.        Tahun 2010, juara umum Pospeda tingkat Kabupaten Tabanan (silat, hampir di semua kelas putra-putri, pidato bahasa Arab dan Inggris putra-putri).
h.        Tahun 2010, juara I silat kelas C, juara II pidato bahasa Arab dan Inggris pada Pospeda tingkat Provinsi di Karang Asem.
i.          Tahun 2010, mengikuti lomba silat kelas C pada even POSPENAS V di Surabaya.
j.          Tahun 2010, juara I Jambore dan Olimpiade tingkat MA sekabupaten Tabanan untuk lomba pidato bahasa Arab dan Inggris putra-putri, Matematika, IPS, Agama, KIR Sosial Budaya, Vokal putri.
k.        Tahun 2010, pada lomba Jambore dan Olimpiade MA tingkat Provinsi, juara I pidato bahasa Inggis putra, bahasa Arab putri, juara II pidato bahasa Arab putra dan Matematika, juara III pidato bahasa Inggris putri dan Olimpiade Agama di Sanur.    
l.          Tahun 2011, pada lomba Jambore dan Olimpiade MA tingkat kabupaten, juara umum (tenis meja putra putri, kaligrafi, fahmil Qur’an, puisi kandungan Al Qur’an).
7.    Data santri Pondok Pesantren Bali Bina Insani Yayasan Sosial La - Royba pada tahun pelajaran 2000 - 2001 :
a.         Jumlah santri di dalam asrama 102 anak ( 49 putra & 53 putri ) yang duduk di bangku :
1.    SD berjumlah 9 anak (5 putra, 4 putri).
2.    MTs Bali Bina Insani , berjumlah 62 anak ( 27 putra, 35 putri ).
3.    MA Bali Bina Insani , berjumlah 18 anak ( 9 putra , 9 putri )
4.    SMU 5 anak ( 3 putra, 2 putri).
b.        Pondok Pesantren Bali Bina Insani telah mengkader 5 santri dan 11 santriwati di : Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, Darul Muttaqin Bogor, Al Amin Perinduan Madura.
c.         Aktifitas rutin  Pondok Pesantren Bali Bina Insani :
1.        Mengaji Al - Qur’an .
2.        Tahfidzul Juz ‘Amma
3.        Belajar keagamaan di Madrasah Diniah.
4.        Kajian kitab klasik
5.        Penerapan bahasa Arab / bahasa Inggris.
6.        Muhadloroh.
7.        Senam kesehatan jasmani (senam santri dan atau senam Pramuka).
8.        Bela diri (Karate dan Silat).
9.        Pramuka.
10.    Qasidah, Hadlrah & Gambus.
11.    Kebersihan asrama & lingkungan sekitarnya.
12.    Sholat jama’ah.
13.    Organisasi santri & alumni La - Royba (OSALA)
14.    Majalah Dinding Kasasi (Kreasi Anak Santri)
15.    Volley
16.    Futsal
17.    Atletik
18.    Catur
d.        Jumlah tenaga pengajar 24 orang (6 Laki – laki ,18 perempuan) dengan tenaga kerumah tanggaan 2 orang perempuan.
e.         Struktur Kepengurusan Yayasan Sosial La Royba.
Susunan Program Pengajaran (kurikulum) MTs dan MA.

0 komentar:

Posting Komentar

Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)