OBJEK
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) MAKRO
PONDOK
PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA
A.
JATIDIRI, VISI, MISI, DAN SASARAN

Pondok Pesantren Bali Bina Insani mengadopsi
sistem yang ada di Pondok Pesantren Darusssalam, Gontor, Darunnajah Jakarta
yaitu mencoba menerapkan komunikasi sehari-hari dengan menggunakan bahasa arab
dan inggris yang dibimbing langsung oleh Ustad dan Ustazah yang menguasai
bidang ini. Sistem ini diterapkan agar para santri dapat mengkaji literatur
klasik (kitab kuning) serta mempersiapkan mereka agar mampu memasuki pangsa
kerja sebagai guide di bidang kepariwisataan mengingat Bali merupakan primadona
wisatawan manca negara
Pondok Pesantren Bali Bina Insani terletak di
Desa Meliling Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan (11 km barat Kota Tabanan,
+ 32 km dari kota Denpasar).
Pondok Pesantren ini berdiri di areal
seluas 5700m2, dan berada di tengah-tengah masyarakat Hindu yang
taat melaksanakan ajaran-ajaran agamanya.

1.
Menjadikan Pondok Pesantren sebagai sumber ilmu
pengetahuan, keterampilan dan peradaban dalam rangka mengabdi pada agama,
bangsa dan negara.

1.
Membentuk SDM
yang unggul, berkualitas, berbudi luhur, berbadan sehat dan berpengetahuan
luas.
2.
Mewujudkan
Islam sebagai Rahmatan Lil `Alamin dalam berbagai aktivitas pengabdian
kemasyarakatan.
3.
Bersahabat
dengan semua umat tanpa melihat sekat baik etnis, geografis dan ideologis.
4.
Menyiapkan
warga negara yang berkepribadian Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

1.
Meningkatkan pemberdayaan umat manusia dalam bidang keagamaan.
2.
Menjadikan
santri dan santriwati yang berkualitas yang berasaskan agama islam.
3.
Santri dan santriwati dapat menguasai
bekal-bekal dasar keulamaan / kecendikiaan, kepemimpinan dan keguruan.
4.
Menciptakan
kemauan dan kemampuan santri dan santriwati untuk mengembangkan bekal-bekal
dasar tersebut sampai ke tingkat yang paling maksimal secara mandiri.
5.
Menjadikan
Santri dan santriwati siap mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat secara
benar dan proporsional.
B.
SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA
Cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Bali
Bina Insani tanggal 27 Oktober 1996 adalah berawal dari pendirian Pondok Yatama
tanggal 27 Oktober 1991. Sejak pemuda bernama Ketut Imaduddin Djamal masuk di
Pondok Pesantren Nahdlatul Wathon Seloong Lombok Timur tahun 1968, jiwa pondok pesantren
mulai tersemai. Hal ini lebih terasa sejak belajar di Pondok Pesantren
Assyafi`iyah Jakarta tahun 1977 dan
sering silaturahmi ke Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Setelah
menyelesaikan kuliah di Fakultas
Syari`ah Syarif Hidayatullah tahun1983 dan mulai bertugas di Pengadilan
Agama Denpasar tahun 1984, suatu saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren
Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa. Saat itulah betul-betul tersentuh dengan kehidupan
pondok pesantren yang terasa damai, sederhana dan sangat bersahabat.
Ketika keberadaan dan keadaan Umat Islam di
Bali mulai banyak tahu melalui ceramah dan khutbah-khutbah serta kunjungan
sosial, dimana kondisinya jauh dari harapan, jumlahnya hanya 6,17%, ekonomi
memprihatinkan, bertempat tinggal di pesisir pantai / pedalaman, pendidikan
jauh terbelakang dan belum ada pondok pesantren yang refresentatif. Keinginan
mendirikan Pondok Pesantren di Denpasar dengan
latar belakang di atas terbentur
tidak adanya lahan, sehingga keinginan menggebu ini dimulai di Desa
Pegayaman dengan mendirikan Pondok Pesantren Al-Iman pada tanggal 24 Oktober
1988 di atas tanah wakaf Bapak Said Djamaludin seluas 5000 m2 dan
diresmikan oleh Bapak H. Habib Adnan Ketua MUI Bali. Pondok pesantren ini
kurang berkembang meskipun berada pada miliu yang 100% beragama Islam, karena
daerahnya terisolir, jauh dari perkotaan dan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang arti penting pendidikan. Kondisi ini tidak menyurutkan tekad untuk mencarikan solusi terhadap problem umat di
atas melalui lembaga pendidikan pondok pesantren.
Pada saat ceramah di pengajian Masyarakat
Sulawesi Selatan Monang Maning Denpasar, seorang peserta pengajian bernama Hj.
Sopiah Dewa Pere bertanya dan mengajak mendirikan panti asuhan dengan
menyiapkan rumahnya sendiri di Sembung Gede Tabanan sebagai asrama, serta
kesanggupan untuk mencarikan kebutuhan sehari-hari santri. Peluang emas ini
tidak disia-siakan untuk mendirikan Pondok Pesantren meskipun letaknya di
Tabanan, (sebuah kabupaten terdekat dengan Denpasar).
Maka diresmikanlah lembaga pendidikan yang
bernama Pondok Yatama tangal 27 Oktober 1991 oleh Bapak H. Zayadi, mantan
Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Bali, dengan didampingi Bapak
Kepala Kantor Wilayah Sosial, (alm) Bapak Said Djamaludin serta umat Islam
lainya. Rekomendasi pendiriannya dari Bupati Tabanan baru keluar tanggal 7 Juni
1996 no. 451.44 / 2609 / 505. Periode awal ini santrinya 7 orang anak yatim
laki-laki, (Roy Teguh Musa dkk) dengan seorang Ustad dari Darunnajah yaitu Yuli
Saiful Bahri.
Agar keberadaan pondok sesuai dengan peraturan
yang berlaku, didirikanlah badan hukum dengan nama Yayasan La-Royba pada
tanggal 30 April 1992 dengan nama Amir Syarifuddin, SH. Dan memperoleh izin
Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial
Bali no. 118 / BBS / 05 / XI / 92 dengan ketua Drs. H. Kt. Imaduddin Djamal,
SH. sekretaris Hj. Sofiah Dewa Pere, bendahara Dewi Yana Robi, penasehat di antaranya Prof. KH. Ali Yafie
dan Ny. Hj. Ratna Maida Hasjim Ning.
Pendirian madrasah Aliyah Bali Bina Insani
tanggal 16 Juli 2000 dengan kepala sekolah Bapak Karen, S.Pd, adalah merupakan
jawaban atas tamatnya satu kelas MTs. Bali Bina Insani untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Setelah MTs dan MA berdiri maka
berturut-turut dapat bantuan 6 bangunan kelas dari Departemen Pendidikan
Nasional senilai Rp. 180.000.000, Rp. 65.000.000, melalui Bapak H. Baedhowi,
Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional yang sempat berkunjung ke
pondok pada saat melakukan sosialisasi tentang Komite Sekolah. Ruang belajar MA
dibantu oleh banyak pihak diantaranya satu ruangan dari Bapak H. Isfan Fajar
Satrio, putra Wakil Presiden, Bapak Tri Sutrisno. Satu ruangan dari Rotary Club
Nusa Dua. Dapur umum dari Ibu Hj. Siti Hardianti Indra Rukmana, putri presiden
RI Bapak H. Soeharto. Kebutuhan mes dan tempat tinggal guru yang sudah
berkeluarga dibangun oleh Ibu Hj. Ny. Soebechan Soekandar senilai Rp.
125.000.000. Bangunan lab MA senilai Rp. 80.000.000 serta ruang belajar MTs,
dibantu oleh Departemen Agama.
Pembenahan pada kurikulum terimbangi dengan
penugasan Ustad Yuli Saiful Bahri dkk. dari Darunnajah, Ustadzah Darmawati dkk.
dari Al-Ikhlas, Ustad Anton dkk. dari Al-Iman Gontor, Ustad Fauzi dkk. dari
Nahdlatul Wathan Pancor, Ustad Turoichan dkk dari Lirboyo dan lain lain. Mereka
adalah sebagai pengasuh yang siap 24 jam membimbing dan mengajar para santriwan
/ santriwati dengan nilai-nilai agama khususnya bahasa Arab atau Inggris.
Pendidik dari luar dengan merekrut guru-guru dari sekolah umum negeri sebagai
tenaga honorer di MTs dan MA tanpa melihat ideologinya dengan tujuan agar
pengalaman dan pencapaian kurikulum
terdapat keseimbangan.
Berikut ini adalah pembahasan mengenai:
ü Agenda kegiatan santri dan guru : terlampir.
ü Foto kegiatan KKL :
terlampir.
C.
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA
STRUKTUR
ORGANISASI
PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA-ROYBA
Ketua
Umum :H. Muh.
Hasan Aeni
Ketua I :
H. Sutio
Ketua II : Ir. Supriyo
Guntoro
Ketua
III : Arief
Wibawa
Sekretaris
Umum : Yuli Saiful
Bahri, SPd.I
Sekretaris
I : Neny
Triana
Sekretaris
II : Hj. Ety
Supriyati, BA
Bendahara
Umum : Dra. Hj. Dewi
Sinaryati
Bendahara
I : Hj. Inayati
Bendahara
II : Nadzifatun
Nufus
D.
ANALISIS SWOT TERHADAP PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA- ROYBA
2.
Kekuatan
Kesuksesan di bidang dakwah, diikuti pula dengan
kesuksesan di bidang pendidikan, bidang administrasi dan organisasi.
3.
Kelemahan
Dengan sistem
pendidikan pondok yang ketat menjadikan para santri tidak begitu banyak
mengenal lingkungan diluar pondok( kurangnya pengalaman dari luar ), selain itu
juga tempatnya tergolong sulit untuk dijangkau.
4.
Peluang
Yayasan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi
mereka yang ingin masuk menjadi pengurus yayasan dengan melakukan kompetisi dan
penyeleksian.
5.
Tantangan
Banyaknya
berdirinya instansi- instansi pendidikan
umum yang lebih modern ( fasilitas pendidikan yang lebih elit) sehingga,
membuat banyak orang lebih tertarik menempuh pendidikan di instansi umum
daripada di instansi pondok pesantren
A.
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PONDOK PESANTREN BALI BINA INSANI YAYASAN LA- ROYBA SEBAGAI
LEMBAGA DAKWAH
Perkembangan PP BALI BINA INSANI tidak
hanya di bidang dakwah tetapi juga
dibidang pendidikan yaitu:
1. Pada bulan Juni 1996, Yayasan membuka
sebuah lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Bali Bina Insani dengan murid
sejumlah 24 murid putra & putri, sedangkan jumlah santri secara keseluruhan
berjumlah 62 anak.
2.
Pada
tahun 1997 Yayasan bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja Kabupaten Tabanan
menyelenggarakan Kursus Latihan Kerja montir sepeda motor yang diikuti 16 orang
santri sebagai peserta.
3.
Pada
tahun 1998, kursus montir dengan peserta 18 orang santri.
4.
Pada
tahun ini 1999, Yayasan mengadakan kerjasama dengan Depnaker Tabanan
menyelenggarakan Kursus Latihan Kerja Menjahit yang diikuti 17 peserta dari
santriwati.
5.
Sebagai
tindak lanjut kelangsungan belajar anak MTs Bali Bina Insani , mulai tahun
ajaran 2000 – 2001 Yayasan La – Royba mendirikan Madrasah Alyah (MA) Bali Bina
Insani.
6.
Beberapa
perlombaan keagamaan dan kesenian yang diikuti santri La Royba adalah sebagai
berikut :
a.
Tahun 1998 mengikuti STQ tingkat propinsi Bali di
Kabupaten Karang Asem dan meraih juara II tingkat anak-anak.
b.
Tahun 1998 mengikuti lomba kejuaraan Karate tingkat
propinsi Bali di Denpasar, meraih juara II & III putri tingkat pemula.
c.
Tahun 1997 mengikuti berbagai perlombaan &
kejuaraan bidang agama yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaja Masjid Bali di
Denpasar dengan perolehan peringkat juara I & II.
d.
Tanggal 9 – 13 September 1999 mengikuti lomba
koreografi Gedung Kesenian Jakarta Awards II 1999 di Jakarta, memperoleh juara
harapan.
e.
Tahun 2000 mengikuti lomba Hadrah Tk.Propinsi di
Karangasem dan meraih juara III.
f.
Tahun 2007, juara III lomba pidato bahasa Arab pada
lomba (Pospeda) Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren di Kalimantan.
g.
Tahun 2010, juara umum Pospeda tingkat Kabupaten
Tabanan (silat, hampir di semua kelas putra-putri, pidato bahasa Arab dan
Inggris putra-putri).
h.
Tahun 2010, juara I silat kelas C, juara II pidato
bahasa Arab dan Inggris pada Pospeda tingkat Provinsi di Karang Asem.
i.
Tahun 2010, mengikuti lomba silat kelas C pada even
POSPENAS V di Surabaya.
j.
Tahun 2010, juara I Jambore dan Olimpiade tingkat MA
sekabupaten Tabanan untuk lomba pidato bahasa Arab dan Inggris putra-putri,
Matematika, IPS, Agama, KIR Sosial Budaya, Vokal putri.
k.
Tahun 2010, pada lomba Jambore dan Olimpiade MA tingkat
Provinsi, juara I pidato bahasa Inggis putra, bahasa Arab putri, juara II
pidato bahasa Arab putra dan Matematika, juara III pidato bahasa Inggris putri
dan Olimpiade Agama di Sanur.
l.
Tahun 2011, pada lomba Jambore dan Olimpiade MA tingkat
kabupaten, juara umum (tenis meja putra putri, kaligrafi, fahmil Qur’an, puisi
kandungan Al Qur’an).
7.
Data
santri Pondok Pesantren Bali Bina Insani Yayasan Sosial La - Royba pada tahun
pelajaran 2000 - 2001 :
a.
Jumlah santri di dalam asrama 102 anak ( 49 putra &
53 putri ) yang duduk di bangku :
1.
SD berjumlah 9 anak (5 putra, 4 putri).
2.
MTs Bali Bina Insani , berjumlah 62 anak ( 27 putra, 35
putri ).
3.
MA Bali Bina Insani , berjumlah 18 anak ( 9 putra , 9
putri )
4.
SMU 5 anak ( 3 putra, 2 putri).
b.
Pondok Pesantren Bali Bina Insani telah mengkader 5
santri dan 11 santriwati di : Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, Darul
Muttaqin Bogor, Al Amin Perinduan Madura.
c.
Aktifitas rutin
Pondok Pesantren Bali Bina Insani :
1.
Mengaji Al - Qur’an .
2.
Tahfidzul Juz ‘Amma
3.
Belajar keagamaan di Madrasah Diniah.
4.
Kajian kitab klasik
5.
Penerapan bahasa Arab / bahasa Inggris.
6.
Muhadloroh.
7.
Senam kesehatan jasmani (senam santri dan atau senam Pramuka).
8.
Bela diri (Karate dan Silat).
9.
Pramuka.
10.
Qasidah, Hadlrah & Gambus.
11.
Kebersihan asrama & lingkungan sekitarnya.
12.
Sholat jama’ah.
13.
Organisasi santri & alumni La - Royba (OSALA)
14.
Majalah Dinding Kasasi (Kreasi Anak Santri)
15.
Volley
16.
Futsal
17.
Atletik
18.
Catur
d.
Jumlah tenaga pengajar 24 orang (6 Laki – laki ,18
perempuan) dengan tenaga kerumah tanggaan 2 orang perempuan.
e.
Struktur Kepengurusan Yayasan Sosial La Royba.
Susunan Program Pengajaran (kurikulum) MTs dan MA.
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)