OBJEK
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) MIKRO
RUMAH
SAKIT ISLAM MALANG “UNISMA”
A.
JATIDIRI, VISI, MISI, DAN SASARAN

RSI Malang pada tanggal 13
Oktober 2008 telah mendapat ijin perpanjangan penyelengaraan II (operasional)
Rumah Sakit melalui SK Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI Nomor : HK.07.06/
III/ 3668/ 2008 dan dalam rangka pelaksanaan Permenkes Nomor 159b/ Menkes/ Per/
II/ 1988 tentang Rumah Sakit maka RSI Malang harus melaksanakan akreditasi
rumah sakit tingkat dasar (5 pelayanan) yang telah menjadi persyaratan dalam
perpanjangan ijin operasional tersebut.
Dibawah periode
kepemimpinan dr. V.H. Pratomo dalam masa jabatannya yang kedua, RSI Malang
berhasil meraih status terakreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 29
Desember 2009 dan dari jumlah Tempat Tidur (TT) yang ada (77 + 4 Perinatal),
RSI Malang terus berupaya mengembangkan sarana/prasarana pelayanan dengan
merencanakan penambahan TT menjadi 100 Tempat Tidur ditahun 2010 ini sesuai
dengan syarat kualifikasi Rumah Sakit Tipe C

1.
Menjadi Rumah Sakit Islami
yang Terbaik

1.
Memberikan Pelayanan Prima
Paripurna Berdasarkan Etika dan Disiplin Profesi yang Dijiwai Nilai Ke-Islaman;
2.
Mengembangkan
Profesionalisme Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian;
3.
Meningkatkan Pendapatan
Rumah Sakit dan Karyawannya;
4.
Mengembangkan Jaringan
Kerjasama dengan Rumah Sakit Pendidikan Regional dan Internasional

1.
Meningkatkan Mutu
Pelayanan Yang Islami;
2.
Tersusunnya Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
3.
Meningkatkan Mutu dan
Profesionalisme Sumber Daya Manusia;
4.
Meningkatkan Pendapatan
Rumah Sakit dengan Pengelolaan yang Efisien dan Efektif;
5.
Terbentuknya Jaringan
Kerjasama dengan Institusi Terkait;
6.
Terwujudnya Rumah Sakit
Pendidikan pada Tahun 2025.
B.
SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT ISLAM MALANG
“UNISMA”
Landasan berdirinya Rumah
Sakit Islam Malang berasal dari pemikiran Pengurus Yayasan Universitas Islam
Malang antara lain Bapak K. H. Usman Mansyur, Bapak Prof. K. H. Tholchah Hasan
dan segenap alim ulama di wilayah Malang Raya atas tuntutan akan kebutuhan jasa
pelayanan kesehatan bagi warga Islam pada umumnya dan khususnya warga
Nahdliyin.
Pada tanggal 28 Agustus
1994 Rumah Sakit Islam Malang telah dibuka secara resmi oleh Ketua Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (saat itu) Bapak K. H. Abdurachman Wahid (Gus
Dur), dengan lokasi yang berpindah ke sebelah timur Kantor Pusat
Universitas Islam Malang yang lokasinya lebih luas dan representatif yaitu
bekas sekolah PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri).
Beroperasinya rumah sakit
telah mendapatkan izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada
tanggal 10 Juni 1998, dan saat ini memasuki perpanjangan ijin kedua nomor :
HK.07.06/ III/ 3668/ 2008 tertanggal 13 Oktober 2008.
Dengan berkembangnya rumah
sakit, maka perlu didukung dan dibukanya Fakultas Kedokteran yang erat
hubungannya menjadikan status Rumah Sakit Islam Malang ditingkatkan fungsinya
menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan.
Demi kelangsungan dan
berkembangnya rumah sakit, pada tahun 2003 sampai tahun 2008, pihak manajemen
rumah sakit sedang berbenah diri terus menerus, secara bertahap, efektif dan
efisien dengan melakukan perbaikan-perbaikan administrasi, sistem, sumber daya
manusia, sarana dan prasarana sesuai dengan standarisasi rumah sakit yang
ditentukan oleh pemerintah. Dengan harapan di tahun 2009 kedepan menjadikan
rumah sakit dapat terakreditasi dalam 5 (lima) pelayanan..
C.
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM MALANG
“UNISMA”
STRUKTUR
ORGANISASI
RUMAH
SAKIT ISLAM MALANG “UNISMA”
Ketua Pengurus Harian :
Drs. H. Chozin Ismail
Sekretaris :
H. A. Zawawi Mochtar, SH.
Direktur :
dr. V. H. Pratomo
Wakil Direktur Umum :
Drs. H. Suhadi
Wakil Direktur Pelayanan : dr. H. Tri Wahyu Sarwiyata, M.Kes
D.
ANALISIS SWOT TERHADAP RSI UNISMA MALANG
1.
Kekuatan
Dengan berkembangnya
zaman yang serba modern ini bukan hanya pelayanan kesehatan saja yang perlu
diperhatikan melainkan juga pelayanan rohani atau psikis juga memerlukan
pelayanan yang khusus. Salah satunya dalam Rumah Sakit Islam UNISMA ini sudah
menyediakan kedua pelayanan tersebut. Untuk kedepannya agar bisa lebih di
tingkatkan lagi terutama dalam bidang pemberian pelayanan konseling rohani.
2.
Kelemahan
Kurangnya
sarjana- sarjana muda dibidang keperawatan rohani menjadikannya pelayanan
keperawatan rohani dalam Rumah Sakit ini hanya dipegang oleh satu orang saja
sehingga terkadang dalam proses pemberian bimbingannya kurang efektif.
3.
Peluang
Banyak didikan dari jurusan bimbingan dan penyuluhan islam terutama yang
konsentrasinya dibidang keperawatan rohani, yang apabila dibina dengan
baik di fakultas, peluang
akan semakin terbuka lebar
untuk bisa masuk ke RSI UNISMA
MALANG ini sebagai pegawai keperawatan rohani. Untuk sekarang yang
dibutuhkan oleh RSI UNISMA MALANG
pada saat ini adalah tenaga
yang professional khususnya
dibidang keperawatan rohani, karena di RSI UNISMA itu sendiri
sedang kekurangan tenaga professional dalam bidang keperawatan rohani.
4.
Tantangan
-
Banyaknya
Rumah Sakit yang didirikan yang lebih elit dan pelayanannya lebih bagus dan
banyak menggunakan alat- alat pelayanan
kesehatan yang internasional merupakan tantangan yang tidak bisa
diremehkan.
-
Dalam proses
pemberian layanan Bimbingaan Rohani dalam Rumah Sakit Islam UNISMA ini, tidak
semua pasien mau di berikan bimbingan
E.
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK TVRI SURABAYA SEBAGAI
LEMBAGA DAKWAH
Perkembangan ekonomi dan pendidikan khususnya
dalam 30 tahun terakhir ini telah membawa pengaruh bagi munculnya
perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat bangsa Indonesia, termasuk di
kalangan Muslim.
Sejak
akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an hal-hal yang tampak adalah:
-
Meningkatnya jumlah penerbitan literatur
keagamaan serta berkembangnya sarana untuk artikulasi kegiatan keilmuan agama.
-
Sedikitnya siaran-siaran yang bermakna Islam
kecuali pada saat bulan Ramadhan.
-
Maraknya aktivitas-aktivitas keagamaan di
kampus-kampus di sekolah-sekolah dan sebagainya.
TVRI memiliki peran yang cukup besar sebagai
lembaga dakwah, antara lain:
Memperdalam struktur sistem institusi dakwah
dengan mengembangkan dan mengelaborasi perencanaan dan pelaksanaan dakwah yang
selama ini baru mulai digagaskan terdiri dari 4 lembaga yaitu:
-
Institusi pengembang pemahaman agama, sebagai
pengimbang informasi/pemahaman agama, yang terwujud dalam lembaga
studi/pendidikan dan lembaga penelitian.
-
Institusi pengembang dakwah, yang berperan
menerjemahkan informasi generik dari institusi pertama menjadi “resep” yang
dapat langsung dimanfaatkan untuk tujuan dakwah secara umum.
-
Institusi dakwah umum, yang
menyelenggarakan/menyampaikan dakwah bagi pemenuhan kebutuhan pemirsanya.
-
Institusi pemuka agama, yang menjadi penghubung
dan pemelihara komunikasi dari bagi masyarakat yang mencurahkan perhatiannya
pada masalah dakwah.
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)