1.
Pendahuluan
Kesan-kesan masa kecil yang kurang menyentuh kehidupan
seseorang anak akan sanga berpengaruh pada pertumbuhan kepribadiannya setelah
anak tersebut menginjak dewasa. Misalnya, kurang terpenuhi kebutuhan
kejiwaannya sejak masa kecil dapat menimbulkan sikap, pndangan, atau tingkah laku yang merugikan, baik bagi
anak sendiri, orang lain dan juga masyarakat, termasuk teman-temannya. Akibat
dari kurang terpenuhinya kebutuhan kejiwaan ini akan nampak setelah anak
menginjak dewasa.
2.
Kasus
Seorang gadis berumur 17 tahun bernama yanti telah duduk
di bangku SMA. Anak ini dibesarkan dalam keluarga yang berantakan. Pada masa
dioa masih kecil, anak telah banyak mengalami gangguna kejiwaan, disebabkan
karena dia selalu hidup dalam suasana yang tidak tenang. Hubungan ayah dan
ibunya kurangharmonis. Orang tua sering bertengkar, bahkan ayahnya tidak setia
pada ibunya, dia sering “menyeleweng”. Ibunya yang merasa kurang diperhatikan
ini melampiaskan perasaan kesalnya dengan selalu pergi atau menyibukkan diri
dan tidak pernah mengindahkan keadaan rumahnya. Sebagai akibatnya anak menjadi
kurang diperhatikan. Dengan demikian anak sejak kecil tidak mendapat kasih
sayang dari orang tuanya, yang sebenarnya sangat berguna bagi perkembangan jiwa
dan kepribadiannya.
Setelah anak menjadi besar, orang tuanya mulai sadar
dengan kesalahannya yang dibuatnya kepada anaknya. Ayah sudah tidak pergi
menyeleweng lagi. Tetapi pengalaman pahit yang sudah diterima anaknya sejak
kecil itu tetap menghantui fikirannya, dan tidak dapat dilupakan. Perasaan
memberontak mulai timbul dalam diri
anak, karena dia merasa bahwa orang tuanya kurang bertanggung jawab terhadap
anaknya.
3.
Analisis
Akibat buruk dari pengalaman masa kecil ini cukup besar,
diantaranya : anak agak terganggu kesehatan jiwanya. Inilah sifat-sifat dan tingkah laku anak yang tampak setelah
anak menginjakusia dewasa :
A.
Ia suka menarik perhatian
teman-temannya atau orang lain disekelilingnya dengan cara bunyikan suara-suara
atau bernyanyi dengan keras dimuka umum, agar orang lain mau memperhatikan yang
sednag dilakukannya.
B.
Ia swelalu berbuat sesuatu yang
berlebih-lebihan agar mendapat pujian dari orang lain.
C.
Ia terlalu mencampuri
urusan-urusan teman-temannya, dna swenang sekali mengganggu teman lain kalau
mereka sedang bekerja serius.
D.
Ia tidak dapat diajak bekerja sama
dengan teman-temannya, karena dia ingin menang sendiri.
E.
Ia acuh-tak acuh dengan
teman-temannya. Kalau memerlukan saja ia mau baik sama temannya, tapi kalau ia
tak membutuhkannya ia tidak peduli dengan teman temannya.
F.
Ia menjadi terlalu agresif, karena
ia selalu ingin menentang pendapat temannya dan senang sekali berdebat. Bila
hal ini terus-menerus diakukan tentu dapat mengganggu suasana kelas dan
ketenteraman hati teman-temannya.
G.
Ia senang sekali menimbulkan
kegaduhan yang dapat melibatkan temantemannya yang lain.
H.
Ia tidak pernah puas terhadap apa
yang dimilikinya, dna tidak puas dengan keberadaan dirinya sendiri.
I.
Ia kurang disiplin dna hidup
seenaknya sendiri. Ia tidak memperhatikan kebersihan dan tata cara bila sedang
ada bersama-sama dengan teman-temannya.
J.
Ia menganggap dirinya selalu
benar, dan selalu berusaha menyalahkan atau menjatuhkan temannya.
Kita lihat anak ini mengalami kesukaran didalam bergaul
dengan temannya, disebabkan oleh sifat-sifat yang anek dan sangat
menjengkelkan teman-temannya. Anak ini
tidak disenangi teman-temannya . semua teman tidak mau bergaul dengan dia dan
tidak bersedia mendekatinya, karena dekat dengan dia berarti bercekcok saja.
Pangkal kesukaran pergaulan dengan teman-temannya
bersumber dari ketidak bahagiaan yang
sangat mendalam sejak kecilnya. Anak selalu merasa tidak aman dan tidak puas,
yang secara tidak sadar dibawanya
didalam kehidupannya setelah dewasa. Sehingga anak sudah tidak menyadari
akan sebab ketidak bahagiaannya. Dia tidak masuk dalam satu lingkaran setan.
Sebenarnya ia hanya haus akan cinta kasih, teptapi bersama dengan hal itu dia
berusaha menolak uolurna tangan persahabatan yang dibutuhkannya. Demikian pula
tingkah lakunya menyebabkan teman-teman tidak menyukainya.
Dia menjadi anak-anak yang egois karena terlalu
meikirkan dirinya sendiri, dan lupa bahwa kehidupan ini orang saling
membutuhkan satu sama lain.
4.
Solusi
v Cara menolong anak yang seperti ini
Dikadakan pendekatan-pendekatan yang lebih mendalam pada
anak ini. Ia dapat ditolong dengan konseling. Tujuan bantuan agar ia dapat
lebih terbuka dan mau bersahabat dengan kita. Dalam pertolongan perlu adanya
unsur penerimaan yang mendalam. Terimalah dia dengan keadaan sebenarnya dengna
penuh kesabaran dan pengertian. Dengan demikian rasa permusuhannya akan sedikit
demi sedikit berkurang, karena dia membutuhka kasih sayang dan pengertian dari
orang lain. Bila dia telah bersahabat dengan kita, kita mulai dapat memasukkan
ide-ide yang perlu baginya. Yang mendorongnya untuk mengubah diri.
Anak diajak untuk instropeksi terhadap dirinya sendiri.
Dia ajak mengenali dan menyadari apa kesulitan yang dihadapinya sewaktu dia
bergaul dengan teman-temannya. Ia ditolong ungtuk melihat sebab-sebab apa yang
tidak menyenangkan bagi orang lain. Dengan menyadari masalah sendiri, anak akan
menjadi lebih toleran dan dapat mengurangi ketegangan dalam hubungan dan
temannya.
Anak diajak untuk mengenali dirinya sendiri agar dia
dapat melihat apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya untuk menerima
keadaan. Dengan demikian ia akan dapat lebih mengendalikan emosi didalam
pergaulan maupun dorongan-dorongan negatif, berasama temannya.
Anak diberikan tugas-tuga kelompok yahng memungkinkan ia
berpartisipasi dalam kelompok, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Perlu
diingat bahwa dalam memilih teman-teman sekelompoknya sebaiknya dipilihkan
teman yang dapat memaklumi dan memahaminya.
v Pendekatan kepada orang tua
Orang tua juga perlu diberikan penerangan, agar mereka
dapat megnarahkan anak dan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan
keluarganya. Orang tua juga harus mengubah dirinya yang kurang menguntungkan
bagi perkembangan anaknyamereka harus berusaha untuk memberikan cinta
kasih yang tulus dan perhatian khusus
kepada anaknya. Hubungan antara ayah dan ibu harus dibina kembali, agar anak
dapat mendapatkan suasana yang tenteram dalam keluarga, yang dapat bertumbuh
secara sehat, baik dalam kehidupan pribadi, jiwa maupun sosial
5.
Kesimpulan
Tumbuhnya kelainan kelainan dalam pibadi seorang anak
kelak bila ia telah dewasa, banyak dipengaruhi oleh kesan-kesan dari masalah
yang bersumber dari masa kecil. Pengalaman yang diterima dan kesan-kesan masa
kecil akan sangat mempengaruhi kehidupannya kelak bila ia telah dewasa. Maka
orang tua harus memperhatikan dan memnuhi kebutuhan jiwa anak seperti : kasih
sayang, rasa aman, harga diri,
kebebasan, dan lain sebagainya.
Memang nasib anak dimasa mendatang ada ditangan orang
tua yang langsung mengasuh, mendidik dan membimbing anaknya setiap hari,
walaupun ada pula pengaruh lingkungan hidup anak.
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)