Selasa, 27 Januari 2015

ANAK YANG KURANG DITERIMA DALAM PERGAULAN

1.      Pendahuluan
Kesan-kesan masa kecil yang kurang menyentuh kehidupan seseorang anak akan sanga berpengaruh pada pertumbuhan kepribadiannya setelah anak tersebut menginjak dewasa. Misalnya, kurang terpenuhi kebutuhan kejiwaannya sejak masa kecil dapat menimbulkan sikap, pndangan,  atau tingkah laku yang merugikan, baik bagi anak sendiri, orang lain dan juga masyarakat, termasuk teman-temannya. Akibat dari kurang terpenuhinya kebutuhan kejiwaan ini akan nampak setelah anak menginjak dewasa.
2.      Kasus
Seorang gadis berumur 17 tahun bernama yanti telah duduk di bangku SMA. Anak ini dibesarkan dalam keluarga yang berantakan. Pada masa dioa masih kecil, anak telah banyak mengalami gangguna kejiwaan, disebabkan karena dia selalu hidup dalam suasana yang tidak tenang. Hubungan ayah dan ibunya kurangharmonis. Orang tua sering bertengkar, bahkan ayahnya tidak setia pada ibunya, dia sering “menyeleweng”. Ibunya yang merasa kurang diperhatikan ini melampiaskan perasaan kesalnya dengan selalu pergi atau menyibukkan diri dan tidak pernah mengindahkan keadaan rumahnya. Sebagai akibatnya anak menjadi kurang diperhatikan. Dengan demikian anak sejak kecil tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya, yang sebenarnya sangat berguna bagi perkembangan jiwa dan kepribadiannya.
Setelah anak menjadi besar, orang tuanya mulai sadar dengan kesalahannya yang dibuatnya kepada anaknya. Ayah sudah tidak pergi menyeleweng lagi. Tetapi pengalaman pahit yang sudah diterima anaknya sejak kecil itu tetap menghantui fikirannya, dan tidak dapat dilupakan. Perasaan memberontak mulai timbul  dalam diri anak, karena dia merasa bahwa orang tuanya kurang bertanggung jawab terhadap anaknya.
3.      Analisis
Akibat buruk dari pengalaman masa kecil ini cukup besar, diantaranya : anak agak terganggu kesehatan jiwanya. Inilah sifat-sifat  dan tingkah laku anak yang tampak setelah anak menginjakusia dewasa :
A.    Ia suka menarik perhatian teman-temannya atau orang lain disekelilingnya dengan cara bunyikan suara-suara atau bernyanyi dengan keras dimuka umum, agar orang lain mau memperhatikan yang sednag dilakukannya.
B.     Ia swelalu berbuat sesuatu yang berlebih-lebihan agar mendapat pujian dari orang lain.
C.     Ia terlalu mencampuri urusan-urusan teman-temannya, dna swenang sekali mengganggu teman lain kalau mereka sedang bekerja serius.
D.    Ia tidak dapat diajak bekerja sama dengan teman-temannya, karena dia ingin menang sendiri.
E.     Ia acuh-tak acuh dengan teman-temannya. Kalau memerlukan saja ia mau baik sama temannya, tapi kalau ia tak membutuhkannya ia tidak peduli dengan teman temannya.
F.      Ia menjadi terlalu agresif, karena ia selalu ingin menentang pendapat temannya dan senang sekali berdebat. Bila hal ini terus-menerus diakukan tentu dapat mengganggu suasana kelas dan ketenteraman hati teman-temannya.
G.    Ia senang sekali menimbulkan kegaduhan yang dapat melibatkan temantemannya yang lain.
H.    Ia tidak pernah puas terhadap apa yang dimilikinya, dna tidak puas dengan keberadaan dirinya sendiri.
I.       Ia kurang disiplin dna hidup seenaknya sendiri. Ia tidak memperhatikan kebersihan dan tata cara bila sedang ada bersama-sama dengan teman-temannya.
J.       Ia menganggap dirinya selalu benar, dan selalu berusaha menyalahkan atau menjatuhkan temannya.
Kita lihat anak ini mengalami kesukaran didalam bergaul dengan temannya, disebabkan oleh sifat-sifat yang anek dan sangat menjengkelkan  teman-temannya. Anak ini tidak disenangi teman-temannya . semua teman tidak mau bergaul dengan dia dan tidak bersedia mendekatinya, karena dekat dengan dia berarti bercekcok saja.
Pangkal kesukaran pergaulan dengan teman-temannya bersumber dari ketidak bahagiaan  yang sangat mendalam sejak kecilnya. Anak selalu merasa tidak aman dan tidak puas, yang secara tidak sadar dibawanya  didalam kehidupannya setelah dewasa. Sehingga anak sudah tidak menyadari akan sebab ketidak bahagiaannya. Dia tidak masuk dalam satu lingkaran setan. Sebenarnya ia hanya haus akan cinta kasih, teptapi bersama dengan hal itu dia berusaha menolak uolurna tangan persahabatan yang dibutuhkannya. Demikian pula tingkah lakunya menyebabkan teman-teman tidak menyukainya.
Dia menjadi anak-anak yang egois karena terlalu meikirkan dirinya sendiri, dan lupa bahwa kehidupan ini orang saling membutuhkan satu sama lain.
4.      Solusi
v  Cara menolong anak yang seperti ini
Dikadakan pendekatan-pendekatan yang lebih mendalam pada anak ini. Ia dapat ditolong dengan konseling. Tujuan bantuan agar ia dapat lebih terbuka dan mau bersahabat dengan kita. Dalam pertolongan perlu adanya unsur penerimaan yang mendalam. Terimalah dia dengan keadaan sebenarnya dengna penuh kesabaran dan pengertian. Dengan demikian rasa permusuhannya akan sedikit demi sedikit berkurang, karena dia membutuhka kasih sayang dan pengertian dari orang lain. Bila dia telah bersahabat dengan kita, kita mulai dapat memasukkan ide-ide yang perlu baginya. Yang mendorongnya untuk mengubah diri.
Anak diajak untuk instropeksi terhadap dirinya sendiri. Dia ajak mengenali dan menyadari apa kesulitan yang dihadapinya sewaktu dia bergaul dengan teman-temannya. Ia ditolong ungtuk melihat sebab-sebab apa yang tidak menyenangkan bagi orang lain. Dengan menyadari masalah sendiri, anak akan menjadi lebih toleran dan dapat mengurangi ketegangan dalam hubungan dan temannya.
Anak diajak untuk mengenali dirinya sendiri agar dia dapat melihat apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya untuk menerima keadaan. Dengan demikian ia akan dapat lebih mengendalikan emosi didalam pergaulan maupun dorongan-dorongan negatif, berasama temannya.
Anak diberikan tugas-tuga kelompok yahng memungkinkan ia berpartisipasi dalam kelompok, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Perlu diingat bahwa dalam memilih teman-teman sekelompoknya sebaiknya dipilihkan teman yang dapat memaklumi dan memahaminya.



v  Pendekatan kepada orang tua
Orang tua juga perlu diberikan penerangan, agar mereka dapat megnarahkan anak dan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan keluarganya. Orang tua juga harus mengubah dirinya yang kurang menguntungkan bagi perkembangan anaknyamereka harus berusaha untuk memberikan cinta kasih  yang tulus dan perhatian khusus kepada anaknya. Hubungan antara ayah dan ibu harus dibina kembali, agar anak dapat mendapatkan suasana yang tenteram dalam keluarga, yang dapat bertumbuh secara sehat, baik dalam kehidupan pribadi, jiwa maupun sosial

5.      Kesimpulan
Tumbuhnya kelainan kelainan dalam pibadi seorang anak kelak bila ia telah dewasa, banyak dipengaruhi oleh kesan-kesan dari masalah yang bersumber dari masa kecil. Pengalaman yang diterima dan kesan-kesan masa kecil akan sangat mempengaruhi  kehidupannya kelak bila ia telah dewasa. Maka orang tua harus memperhatikan dan memnuhi kebutuhan jiwa anak seperti : kasih sayang,  rasa aman, harga diri, kebebasan, dan lain sebagainya.
Memang nasib anak dimasa mendatang ada ditangan orang tua yang langsung mengasuh, mendidik dan membimbing anaknya setiap hari, walaupun ada pula pengaruh lingkungan hidup anak.

0 komentar:

Posting Komentar

Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)