- PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan hal yang sangat
fundamental dalam kehidupan. Peristiwa komunikasi bisa terjadi dimana-mana.
Misalnya komunikasi antar manusia dan lain-lain. Sebagai makhluk sosial,
manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia yang lainnya. Ia ingin
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahuu itu memaksa manusia
untuk berkomunikasi. Tanpa komunikasi, tidak mungkin terbentuk suatu
masyarakat. Sebaliknya tanpa masyarakat, manusia tidak mugkin dapat
mengembangkan komunikasi.
Berkomunikasi dengan baik akan memberi
pengaruh terhadap truktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia
seorang dokter, dosen, manager dan sebagainya. Komunikasi akan efektif apabila
terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain terangsang untuk berpikir atau
melakukan sesuatu.[1]
Untuk mengenal lebih jauh, mengenai
komunikasi, maka pemakalah akan mengurangi. Sedikit mengenai hal tersebut
khususnya mengenai prinsip-prinsip komunikasi.
- RUMUSAN MASALAH
Dalam rumusan masalah ini pemakalah akan
membahas mengenai, Apa saja prinsip-prinsip komunikasi itu?
- PEMBAHASAN
Prinsip-prinsip
komunikasi
Pada dasarnya, prinsip-prinsip
komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi, mempunyai uraian yang
beragam sesuai dangan konsep yang di kembagkan oleh masing-masing pakar
komunikasi. William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyebutnya Asumsi-asumsi
komunikasi sedangkan Larry A. Samovar, Sarah Trenholm, dan arthur Jansen
menyebutnya karakteristik-karakteristik komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi
pada dasarnya mirip penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.
Prinsip-prinsip komunikasi diantaranya
yaitu :[2]
1.
Komunikasi
adalah suatu proses simbolik
Salah
satu kebutuhan pokok manusia, seperti yang di katakan Susanne K.Langer adalah
kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah
sesuatu yang di gunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan
kesepakatan sekelompok orang.
Lambang
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal dan objek yang maknanya
di sepakati bersama. Misal, memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan
kehormatan atau kecintaan kepada negara. Lambang adalah salah satu kategori
tanda.
Hubungan
antara tanda dan objek dapat juga di presentasikan oleh icon dan indeks, namun
ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan.
Ikon
adalah suatu benda fisik (dua ata tiga dimensi) yang menyerupai apa yang di
presentasikannya. Contoh patung Soekarno adalah ikon Soekarno. Indek adalah
suatu tanda yang secara alamiah merepresentasikan objek lainnya.
Indeks
muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan
eksistensi. Misalnya awan gelap dalah indeks hujan yang akan turun, sedangkan
asap merupakan indeks api.
2.
Setiap
Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Setiap
orang bebas menilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan
sesuatu tetapi di maknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat
dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal)
seseorang dapat di maknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Sehingga kita
tidak dapat berkomunikasi.
Kita
selalu berkomunikasi bahkan ketika kita berfikir bahwa kita tidak sedang
berkomunikasi atau tak ingin berkomunikasi. Bahkan diampun bisa berarti sesuatu,
akan tetapi itu tidak berarti bahwa semua bahwa semua perilaku adalah
komunikasi.
Komunikasi
dapat tercipta ketika seseorang memberi makna pada perilaku orang lai atau
diriny sendiri. Misalnya seorag mahasiswa duduk paling belakang di kelas dengan
wajah tanpa ekspresindan tatapan kosong. Meskipun ia berkata bahwa ia sedang
tidak berkomunikasi dengan dosen atau mahasiswa lain tetapi dari perilaku
mahasiswa tersebut jelas-jelas tersirat bahwa dia tidak tertarik dengan materi
di kelas, karena itu ia melamun atau kelas segera bubar.
3.
Komunikasi
Punya Dimensi Isi Dan Hubungan
Setiap
pesan komunikasi dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut, kita bisa
memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang meakukan proses
komunikasi. Percakapan diantara dua sahabat, antara dosen dan mahasiswa di
kelas berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda.
Dimensi
isi (verbal)menunjukan muatan (isi)komunikasi, yaitu apa yang di katakan. Sedangkan
dimensi hubungan (non verbal), menunjukan bagaimana cara mengtakanya yang juga
mengisyaratkan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Oleh karena itu, isi
yang sam bisa bermakna berbeda bila di sampaikan dengan cara yang berbeda. Misalnya
seorang dosen pada mahasiswanya “temui saya sesudah kelas bubar”. Dengan “tolong
nanti sehabis kuliah kita ketemu di ruang dosen”.
Isinya
sama tetapi dari cara penyampaianya yang berbeda. Bisa menghasilkan makna yang
berbeda. Yang pertma mungkin karena di ucapkan dengan nada tinggi kita bisa
menebak apa yang akan terjadi nanti, mungkin mahasiswa akan kena marah.[3]
4.
Komunikasi
Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
Komunikasi
dilakukan dengan berbagai tingat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak di
sengaja sama sekali (misalnya ketika kita melamun sementara orang memperhatikan
kita) hingga komunikasi yang benar-benar di rencanakan dan di dasari (ketika
seseorang menyampaikan pidato).
Kesengajaan
bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak
bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk
di tafsirkan orang lain.
Kita
tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan
perilaku kita.
5.
Komunikasi
Terjadi Dalam Konteks Ruang Dan Waktu
Makna
ruang bergantung pada konteks fisik/ruang, wakktu, sosial dan spikologis. Topik-topik
yang lazim di percakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti
“lelucon”, acara televisi, bisnis terasa kurang sopan bila di kemukakan di
masjid.
Waktu
juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telpon pada tengah malam
akan di persepsikan lain bila di bandingkan dengan dering telpon pada siang
hari. Kehadiran orang lain,sebgai konteks sosial yang akan mempengaruhi
orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang sedang berkonflik akan
merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat mereka. Namun
hubungan mereka akan sedikit mencair bila satu atau beberapa orang di antara
mereka.
6.
Komunikasi
Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika
orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan
kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tata krama, artinya, orang-orang
memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan
merespon jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima
akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seeorang maka orang tersebut
akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi
tenang dalam melakukan proses komunikasi.[4]
7.
Komunikasi
Itu Bersifat Sistemik
Mengacu
pada tubuh manusia yang dapat di pandang sebagai suatu sistem, setidaknya terdapat
dua sistem dasar yang bekerja dalam proses transaksi komunikasi, yaitu sistem
internal dan sistem eksternal.
Sistem
Internal adalah seluruh sistem nilai yang di bawa oleh seorang individu ketika
ia memasuki suatu situasi komunikasi . Sistem Internal mengandung semua unsur
yang membentuk individu yang unik ( kepribadian, Intelegensi, pengetauan, agama
dll ) yang pada dasarnya tersembunyi .
Sistem
Eksternal adalah terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu , termasuk
kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, 1 syarat fisik peserta komunikasi.
Kegaduhan disekitarnya, penataan ruangan, dll.
8.
Semakin
Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah komunikasi
Komunikasi
yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para peserta
komunikasi.Misalnya seorang pedagang buku yang datang ke rumah kita di anggap
telah melakukan komunikasi efektif apabila kita membeli buku yang di
tawarkan.Artinya,si pedagan terpenuhi harapanya karena telah memperoleh buku
sesuai dengan keinginannya.
Adanya
kesamaan-kesamaan dalam hal tertentu seperti tingkat pendidikan, agama, etnis,
suku bangsa atau tingkat sosial ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling
tertarik da pada gilirannya semua ini mendorong pada komunikasi yang efektif.
9.
Komunikasi
Bersifat Nonsekuensial
Meskipun
komunikasi bersifat linier / satu arah, akan tetapi sebenarnya komunikasi dala
bentuk dasarnya (komunikasi tatap muka) bersifat dua arah.
Ketika
seseorang berbicara kepada orang lainnya, atau kepada sekelompok orang (misal
waktu, kuliah atau rapat), sebenarnya komunikasi berlangsung dua arah.
Orang-orang yang kita angga sebagai pendengar atau pemberi pesan pada saat yang
sama, yaitu melalui perilaku non-verbal mereka, misalnya lewat anggukan kepala
tanda setuju/mengerti, kening berkerut tanda mereka bingung dll.[5]
10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis,
dan Transaksional
Seperti
juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai akhir, melainkan
merupakan proses yang sinambung. Komunikasi bersifat dinamis dan transaksional
adalah bahwa para peserta komunikasi (berubah dari sekedar berubah pengetahuan
hingga beerubah pandangan dunia dan perilakunya). Misalnya seserang dari
beragama hindu menjadi kristen atau muslim.
Implisit
dalam proses komunikasi adalah proses penyandian (enconding) dan
penyandian balik (deconding). Kedua proses itu meskipun secara teoritis
dapat dipisahkan, sebenarnya terjadi serempak, bukan bergantian. Keserempakan
inilah yang menandai komunikasi sebagai transaksi, jadi kita tidak menyadi
pesan lalu menunggu untuk menyandi balik respon orang lain. Kita melakukan
kedua kegiatan itu pada saat yang hampir bersamaan ketika kita berkomunikasi.[6]
11. Komunikasi Berifat Irreversible
Dalam
komunikasi, sekali kita mengirimkan pesan, maka kita tidak dapat mengendalikan
pengaruh pesan tersebutbagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut
sama sekali.
Ketika
kita menyampaikan suatu pesan atau kata-kata yang menyinggung perasaan orang
lain, maka orang tersebut bisa saja memaafkan kita, akan tetapi ia tidak akan
lupa dengan apa yang telah kita ucapkan.
12. Komunikasi Bukan Obat Mujarab Untuk
Menyelesaikan Beerbagai Masalah
Banyak
persoalan dan konflik antar manusia, disebabkan oleh masalah komunikasi. Akan
tetapi komunikasi bukanlah obat mujarab / panasea untuk menyelesaikan persoalan
itu, misalnya, meskipun pemerintah berusaha untuk membangun komunikasi yang
baik dan efektif dengan masyarakat Aceh dan Papua. Akan tetapi usaha membangun
komunikasi efektif itu tida aka berhasil selama pemerintah pusat di
Jakartatidak memperlakukan masyarakat di daerah itu secara adil dalam bidang
ekonomi.
- KESIMPULAN
Dari
uraian yang telah dijabarkan iatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
telah menjadi bagian terpenting dri kehidupan manusia. Tanpa adanya komunikasi
maka antara orang satu lainnya tidak akan dapat saling berinteraksi, manusia
sejak dilahirkannya. Dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya. Dalam berkomunikasi diperluakn adanya komunikasi
agar proses baik dan tertib
- PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini bisa menambah khasanah keilmuan dan kemanfaatan bagi kita
semua. Dalam makalah ini pastilah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran dan kritik kami harapkan demi kesempurnaan dalam pemuatan makalah ini dan
selanjutnya.
Mohon maaf apabila terdapat banyak
kesalahan baik dalam sistematika penulisan, isi pembahasan maupun dalam hal
penyampaian materi. Semoga kesalahan-kesalahan itu menjadikan pembelajaran bagi
kita untuk yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Deddy
Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT. Remaja Rosydakarya,
2005.
Http://Adiel87.Blogspot.Com/2009/11/Prinsip-Komunikasi.Html,
Diunduh pada Hari Senin 19/09/2011, pukul 16.34
Http://Id.Shvoong.Com/Social-Sciences/Communication-Media-Studies/2100731-Definisi-Komunikasi/.
Diunduh pada Hari Senin 19/09/2011, pukul 16.04
Riswandi,
Ilmu Komuikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)