Selasa, 27 Januari 2015

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI



  1. PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan. Peristiwa komunikasi bisa terjadi dimana-mana. Misalnya komunikasi antar manusia dan lain-lain. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia yang lainnya. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahuu itu memaksa manusia untuk berkomunikasi. Tanpa komunikasi, tidak mungkin terbentuk suatu masyarakat. Sebaliknya tanpa masyarakat, manusia tidak mugkin dapat mengembangkan komunikasi.
Berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh terhadap truktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manager dan sebagainya. Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu.[1]
Untuk mengenal lebih jauh, mengenai komunikasi, maka pemakalah akan mengurangi. Sedikit mengenai hal tersebut khususnya mengenai prinsip-prinsip komunikasi.

  1. RUMUSAN MASALAH
 Dalam rumusan masalah ini pemakalah akan membahas mengenai, Apa saja prinsip-prinsip komunikasi itu?

  1. PEMBAHASAN
Prinsip-prinsip komunikasi
Pada dasarnya, prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi, mempunyai uraian yang beragam sesuai dangan konsep yang di kembagkan oleh masing-masing pakar komunikasi. William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyebutnya Asumsi-asumsi komunikasi sedangkan Larry A. Samovar, Sarah Trenholm, dan arthur Jansen menyebutnya karakteristik-karakteristik komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya mirip penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.
Prinsip-prinsip komunikasi diantaranya yaitu :[2]
1.         Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti yang di katakan Susanne K.Langer adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang di gunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal dan objek yang maknanya di sepakati bersama. Misal, memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan kehormatan atau kecintaan kepada negara. Lambang adalah salah satu kategori tanda.
Hubungan antara tanda dan objek dapat juga di presentasikan oleh icon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan.
Ikon adalah suatu benda fisik (dua ata tiga dimensi) yang menyerupai apa yang di presentasikannya. Contoh patung Soekarno adalah ikon Soekarno. Indek adalah suatu tanda yang secara alamiah merepresentasikan objek lainnya.
Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap dalah indeks hujan yang akan turun, sedangkan asap merupakan indeks api.

2.         Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Setiap orang bebas menilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu tetapi di maknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat di maknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Sehingga kita tidak dapat berkomunikasi.
Kita selalu berkomunikasi bahkan ketika kita berfikir bahwa kita tidak sedang berkomunikasi atau tak ingin berkomunikasi. Bahkan diampun bisa berarti sesuatu, akan tetapi itu tidak berarti bahwa semua bahwa semua perilaku adalah komunikasi.
Komunikasi dapat tercipta ketika seseorang memberi makna pada perilaku orang lai atau diriny sendiri. Misalnya seorag mahasiswa duduk paling belakang di kelas dengan wajah tanpa ekspresindan tatapan kosong. Meskipun ia berkata bahwa ia sedang tidak berkomunikasi dengan dosen atau mahasiswa lain tetapi dari perilaku mahasiswa tersebut jelas-jelas tersirat bahwa dia tidak tertarik dengan materi di kelas, karena itu ia melamun atau kelas segera bubar.

3.         Komunikasi Punya Dimensi Isi Dan Hubungan
Setiap pesan komunikasi dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut, kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang meakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua sahabat, antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda.
Dimensi isi (verbal)menunjukan muatan (isi)komunikasi, yaitu apa yang di katakan. Sedangkan dimensi hubungan (non verbal), menunjukan bagaimana cara mengtakanya yang juga mengisyaratkan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Oleh karena itu, isi yang sam bisa bermakna berbeda bila di sampaikan dengan cara yang berbeda. Misalnya seorang dosen pada mahasiswanya “temui saya sesudah kelas bubar”. Dengan “tolong nanti sehabis kuliah kita ketemu di ruang dosen”.
Isinya sama tetapi dari cara penyampaianya yang berbeda. Bisa menghasilkan makna yang berbeda. Yang pertma mungkin karena di ucapkan dengan nada tinggi kita bisa menebak apa yang akan terjadi nanti, mungkin mahasiswa akan kena marah.[3]

4.         Komunikasi Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
Komunikasi dilakukan dengan berbagai tingat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak di sengaja sama sekali (misalnya ketika kita melamun sementara orang memperhatikan kita) hingga komunikasi yang benar-benar di rencanakan dan di dasari (ketika seseorang menyampaikan pidato).
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk di tafsirkan orang lain.
Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.

5.         Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang Dan Waktu
Makna ruang bergantung pada konteks fisik/ruang, wakktu, sosial dan spikologis. Topik-topik yang lazim di percakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon”, acara televisi, bisnis terasa kurang sopan bila di kemukakan di masjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telpon pada tengah malam akan di persepsikan lain bila di bandingkan dengan dering telpon pada siang hari. Kehadiran orang lain,sebgai konteks sosial yang akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang sedang berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit mencair bila satu atau beberapa orang di antara mereka.

6.         Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tata krama, artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seeorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.[4]

7.         Komunikasi Itu Bersifat Sistemik
Mengacu pada tubuh manusia yang dapat di pandang sebagai suatu sistem, setidaknya terdapat dua sistem dasar yang bekerja dalam proses transaksi komunikasi, yaitu sistem internal dan sistem eksternal.
Sistem Internal adalah seluruh sistem nilai yang di bawa oleh seorang individu ketika ia memasuki suatu situasi komunikasi . Sistem Internal mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik ( kepribadian, Intelegensi, pengetauan, agama dll ) yang pada dasarnya tersembunyi .
Sistem Eksternal adalah terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu , termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, 1 syarat fisik peserta komunikasi. Kegaduhan disekitarnya, penataan ruangan, dll.
8.         Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para peserta komunikasi.Misalnya seorang pedagang buku yang datang ke rumah kita di anggap telah melakukan komunikasi efektif apabila kita membeli buku yang di tawarkan.Artinya,si pedagan terpenuhi harapanya karena telah memperoleh buku sesuai dengan keinginannya.
Adanya kesamaan-kesamaan dalam hal tertentu seperti tingkat pendidikan, agama, etnis, suku bangsa atau tingkat sosial ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik da pada gilirannya semua ini mendorong pada komunikasi yang efektif.

9.         Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
Meskipun komunikasi bersifat linier / satu arah, akan tetapi sebenarnya komunikasi dala bentuk dasarnya (komunikasi tatap muka) bersifat dua arah.
Ketika seseorang berbicara kepada orang lainnya, atau kepada sekelompok orang (misal waktu, kuliah atau rapat), sebenarnya komunikasi berlangsung dua arah. Orang-orang yang kita angga sebagai pendengar atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu melalui perilaku non-verbal mereka, misalnya lewat anggukan kepala tanda setuju/mengerti, kening berkerut tanda mereka bingung dll.[5]

10.     Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung. Komunikasi bersifat dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi (berubah dari sekedar berubah pengetahuan hingga beerubah pandangan dunia dan perilakunya). Misalnya seserang dari beragama hindu menjadi kristen atau muslim.
Implisit dalam proses komunikasi adalah proses penyandian (enconding) dan penyandian balik (deconding). Kedua proses itu meskipun secara teoritis dapat dipisahkan, sebenarnya terjadi serempak, bukan bergantian. Keserempakan inilah yang menandai komunikasi sebagai transaksi, jadi kita tidak menyadi pesan lalu menunggu untuk menyandi balik respon orang lain. Kita melakukan kedua kegiatan itu pada saat yang hampir bersamaan ketika kita berkomunikasi.[6]

11.     Komunikasi Berifat Irreversible
Dalam komunikasi, sekali kita mengirimkan pesan, maka kita tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebutbagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali.
Ketika kita menyampaikan suatu pesan atau kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain, maka orang tersebut bisa saja memaafkan kita, akan tetapi ia tidak akan lupa dengan apa yang telah kita ucapkan.

12.     Komunikasi Bukan Obat Mujarab Untuk Menyelesaikan Beerbagai Masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia, disebabkan oleh masalah komunikasi. Akan tetapi komunikasi bukanlah obat mujarab / panasea untuk menyelesaikan persoalan itu, misalnya, meskipun pemerintah berusaha untuk membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan masyarakat Aceh dan Papua. Akan tetapi usaha membangun komunikasi efektif itu tida aka berhasil selama pemerintah pusat di Jakartatidak memperlakukan masyarakat di daerah itu secara adil dalam bidang ekonomi.

  1. KESIMPULAN
 Dari uraian yang telah dijabarkan iatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi telah menjadi bagian terpenting dri kehidupan manusia. Tanpa adanya komunikasi maka antara orang satu lainnya tidak akan dapat saling berinteraksi, manusia sejak dilahirkannya. Dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Dalam berkomunikasi diperluakn adanya komunikasi agar proses baik dan tertib

  1. PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa menambah khasanah keilmuan dan kemanfaatan bagi kita semua. Dalam makalah ini pastilah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik kami harapkan demi kesempurnaan dalam pemuatan makalah ini dan selanjutnya.
Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan baik dalam sistematika penulisan, isi pembahasan maupun dalam hal penyampaian materi. Semoga kesalahan-kesalahan itu menjadikan pembelajaran bagi kita untuk yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT. Remaja Rosydakarya, 2005.
Http://Adiel87.Blogspot.Com/2009/11/Prinsip-Komunikasi.Html, Diunduh pada Hari Senin 19/09/2011, pukul 16.34
Riswandi, Ilmu Komuikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.


[2]. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT. Remaja Rosydakarya, 2005. Hal : 83
[4]. Op.Cit, Hal: 101-104
[5]. Riswandi, Ilmu Komuikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, Hal : 31-32
[6]. Op. Cit hal : 109-112

0 komentar:

Posting Komentar

Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)