Selasa, 27 Januari 2015

MUTTAQIN MERUPAKAN PRIBADI MUSLIM YANG UTUH



A.    Pembahasan
Taqwa berasal dari kata wiqayah yang artinya memelihara. Selain itu taqwa juga dapat diartikan  dengan menjaga diri dari adzab Allah SWTdengan menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan kata lain Taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.
Sikap taqwa lahir dari adanya kesadaran moral transedental. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang memiliki kepekaan moral yang teramat tajam untuk mengerjakan atau tidak melakukan suatu pekerjaan. Dengan demikian taqwa berarti melindungi diri dari akibat-akibat perbuatan sendiri yang buruk dan yang baik. Menurut Fazlur Rahman, mungkin sekali taqwa ini adalah istilah tunggal yang terpenting di dalam AL-Qur’an. Taqwa pada tingkatan tertinggi menunjukan kepribadian manusia yang benar-benar utuh dan integral.
Taqwa merupakan buah dari iman yang sesungguhnya. Iman dan taqwa merupakan satu kesatuan yang utuh. Seseorang yang benar-benar beriman seharusnya benar-benar bertaqwa. Dan taqwa inilah yang membedakan derajat kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT. Manusia yang berhasil mencapai derajat ketaqwaan dan kemudian berusaha terus mempertahankanya dipandang sebagai manusia yang sukses dalam melaksanakan agamanya. 
Orang-orang yang bertaqwa mempunyai kekuatan yang mampu menghadapi berbagai macam persoalan hidup, sanggup menghadapi saat-saat yang kritis, dapat mendobrak jalan-jalan buntu yang menghambat , dan bias melihat sinar yang menerangi jalan di tengah-tengah malam gelap gulita. Dengan kata lain taqwa membukakan jalan keluar bagi dirinya dari setiap persoalan dan situasi kritis.
Dalam Al-Qur’an di jelaskan, bahwa cirri-ciri orang yang bertaqwa itu ada tiga, yaitu:
1.      Percaya pada yang gaib
Percaya pada yang ghaib ialah tidak dapat disaksikan oleh panca indra, tetapi dapat dirasakan oleh akal. Maka yang pertama sekali adalah percaya kepada Allah dzat yang Maha menciptakan sekalian alam.
2.      Mendirikan sholat
Keimanan seseorang kepada yang ghaib dengan sendirinya diturutinya dengan mendirikan sholat, karena hubungan diantara pengakuan hati dengan mulut tidak mungkin putus dengan perbuatan . waktu datang panggilan sholat (adzan) itulah ujian yang sangat tepat buat mengukur keimanan kita. Adakah tergerak hati ketika mendengar adzan? Atau timbulkah malas atau seakan-akan tidak tahu? Kalau tidak ada getarnya ke dalam hati, tandanya seluruh yang kita mintakan kepada Allah percuma belaka. Petunjuk yang kita harapkan tidaklah akan masuk ke dalam hati kita, sebab :
 “Iman ialah kata dan perbuatan, lantaran itu dia bias bertambah dan berkurang”
3.      Menafkahkan sebagian risky yang telah Allah anugrahkan
Keterangan tentang sembahyang akan berkali-kali berjumpa dalam Al-Qur’an. Dan setelah mereka buktikan iman dengan sholat, merekapun mendermakan rezki yang diberikan Allah kepada mereka yang membutuhkan. Maka dengan kesukaan member, derma, sedekah, membantu dan menolong, imannya telah dibuktikan pula kepada masyarakat. Orang mu’min tidak mungkin menjadi budak dari benda, sehingga dia lebih mencintai benda pemberian Allah itu dari pada sesame manusia.
Dalam taqwa terkandung cinta, kasih, harap, cemas, tawakkal, ridho, sabar, dsb serta pelaksanaan dari iman dan amal sholih. Meskipun disatu waktu ada juga diartikan dengan takut, tetapi yang terjadi demikian ialah pada susunan ayat yang cenderung pada arti yang terbatas saja saja. Padahal arti taqwa lebih mengumpul akan banyak hal diartikan dengan takut.

B.     Kesimpulan
Agama Islam membina kehidupan manusia yang diawali dengan tauhid. Dari tauhid tumbuh iman dan akidah yang kemudian membuahkan amal ibadah dan amal sholih. Akhirnya amal perbuatan yang dijiwai oleh iman dan dipelihara terus menerus menciptakan suatu sikap hidup muslim yang kemudian disebut dengan bertakwa. Orang yang bertaqwa dengan cirri-ciri diatas maka imannya telah dibuktikan pada Allah dan masyarakat. Orang yang bertaqwa apabila ada kemampuan karena imannya sangatlah dia percaya bahwa dia hanya saluran saja dari Allah untuk membantu yang lemah tanpa memandang kaya atau miskin, disamping itu juga orang bertaqwa dapat menjalankan syari-at-syari’at yang ditetapkan oleh Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)