A. Pembahasan
Taqwa berasal dari kata
wiqayah yang artinya memelihara. Selain itu taqwa juga dapat
diartikan dengan menjaga diri dari adzab
Allah SWTdengan menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan yang
telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan kata lain Taqwa adalah melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.
Sikap taqwa lahir dari
adanya kesadaran moral transedental. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang
memiliki kepekaan moral yang teramat tajam untuk mengerjakan atau tidak
melakukan suatu pekerjaan. Dengan demikian taqwa berarti melindungi diri dari
akibat-akibat perbuatan sendiri yang buruk dan yang baik. Menurut Fazlur
Rahman, mungkin sekali taqwa ini adalah istilah tunggal yang terpenting di
dalam AL-Qur’an. Taqwa pada tingkatan tertinggi menunjukan kepribadian manusia
yang benar-benar utuh dan integral.
Taqwa merupakan buah
dari iman yang sesungguhnya. Iman dan taqwa merupakan satu kesatuan yang utuh.
Seseorang yang benar-benar beriman seharusnya benar-benar bertaqwa. Dan taqwa
inilah yang membedakan derajat kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT. Manusia yang
berhasil mencapai derajat ketaqwaan dan kemudian berusaha terus
mempertahankanya dipandang sebagai manusia yang sukses dalam melaksanakan
agamanya.
Orang-orang yang
bertaqwa mempunyai kekuatan yang mampu menghadapi berbagai macam persoalan
hidup, sanggup menghadapi saat-saat yang kritis, dapat mendobrak jalan-jalan
buntu yang menghambat , dan bias melihat sinar yang menerangi jalan di
tengah-tengah malam gelap gulita. Dengan kata lain taqwa membukakan jalan
keluar bagi dirinya dari setiap persoalan dan situasi kritis.
Dalam Al-Qur’an di
jelaskan, bahwa cirri-ciri orang yang bertaqwa itu ada tiga, yaitu:
1. Percaya
pada yang gaib
Percaya pada
yang ghaib ialah tidak dapat disaksikan oleh panca indra, tetapi dapat
dirasakan oleh akal. Maka yang pertama sekali adalah percaya kepada Allah dzat
yang Maha menciptakan sekalian alam.
2. Mendirikan
sholat
Keimanan
seseorang kepada yang ghaib dengan sendirinya diturutinya dengan mendirikan
sholat, karena hubungan diantara pengakuan hati dengan mulut tidak mungkin putus
dengan perbuatan . waktu datang panggilan sholat (adzan) itulah ujian yang
sangat tepat buat mengukur keimanan kita. Adakah tergerak hati ketika mendengar
adzan? Atau timbulkah malas atau seakan-akan tidak tahu? Kalau tidak ada
getarnya ke dalam hati, tandanya seluruh yang kita mintakan kepada Allah
percuma belaka. Petunjuk yang kita harapkan tidaklah akan masuk ke dalam hati
kita, sebab :
“Iman ialah kata dan perbuatan, lantaran itu
dia bias bertambah dan berkurang”
3. Menafkahkan
sebagian risky yang telah Allah anugrahkan
Keterangan
tentang sembahyang akan berkali-kali berjumpa dalam Al-Qur’an. Dan setelah
mereka buktikan iman dengan sholat, merekapun mendermakan rezki yang diberikan
Allah kepada mereka yang membutuhkan. Maka dengan kesukaan member, derma,
sedekah, membantu dan menolong, imannya telah dibuktikan pula kepada
masyarakat. Orang mu’min tidak mungkin menjadi budak dari benda, sehingga dia
lebih mencintai benda pemberian Allah itu dari pada sesame manusia.
Dalam taqwa terkandung
cinta, kasih, harap, cemas, tawakkal, ridho, sabar, dsb serta pelaksanaan dari
iman dan amal sholih. Meskipun disatu waktu ada juga diartikan dengan takut,
tetapi yang terjadi demikian ialah pada susunan ayat yang cenderung pada arti
yang terbatas saja saja. Padahal arti taqwa lebih mengumpul akan banyak hal
diartikan dengan takut.
B. Kesimpulan
Agama Islam membina
kehidupan manusia yang diawali dengan tauhid. Dari tauhid tumbuh iman dan
akidah yang kemudian membuahkan amal ibadah dan amal sholih. Akhirnya amal
perbuatan yang dijiwai oleh iman dan dipelihara terus menerus menciptakan suatu
sikap hidup muslim yang kemudian disebut dengan bertakwa. Orang yang bertaqwa
dengan cirri-ciri diatas maka imannya telah dibuktikan pada Allah dan
masyarakat. Orang yang bertaqwa apabila ada kemampuan karena imannya sangatlah
dia percaya bahwa dia hanya saluran saja dari Allah untuk membantu yang lemah
tanpa memandang kaya atau miskin, disamping itu juga orang bertaqwa dapat
menjalankan syari-at-syari’at yang ditetapkan oleh Allah.
0 komentar:
Posting Komentar
Sudah dibaca,,, nggak asyik donk,,, kalau nggak dikomentari,,, (^_^)